Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan pemberian gelar Pahlawan Nasional pada tokoh perempuan dapat meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia ditingkat internasional.

"Pemberian gelar Pahlawan Nasional pada jurnalis perempuan pertama Indonesia yakni Roehana Koeddoes dapat meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia di mata internasional. Kita juga punya pahlawan dari kaum perempuan walaupun jumlahnya masih terbatas," ujar Giwo di Jakarta, Minggu.

Meskipun dia mengakui, jumlah tokoh perempuan yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional masih sangat sedikit dibandingkan kaum laki-laki. Saat ini jumlah pahlawan dari kaum perempuan hanya 14 dari 140-an Pahlawan Nasional.

Baca juga: Pahlawan Nasional untuk perempuan pemberani tanah Mandar

Padahal perjuangan kemerdekaan Indonesia, lanjut dia, tidak semata-mata berasal dari kaum laki-laki. Hal itu dibuktikan pada Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22 Desember 1928.

"Perempuan juga memiliki jasa yang tidak sedikit dan berkiprah bersama kaum pria, dalam memperjuangkan kemerdekaan ini," kata Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.

Ke depan, dia berharap pemerintah mempermudah pemberian gelar pada kaum perempuan. Giwo menjelaskan sebanyak 14 tokoh perempuan yang menjadi pahlawan, semuanya memiliki reputasi nasional dan diakui dunia internasional. Contohnya adalah Laksamana Malahayati yang diakui dunia.

Baca juga: Jurnalis perempuan pertama dan Ibu Soed diusulkan jadi pahlawan

Giwo juga menjelaskan pemberian gelar Pahlawan Nasional pada kaum perempuan, juga memberi semangat baru bagi kaum perempuan karena semakin banyak tokoh perempuan yang menjadi panutan.

Sebelumnya, sejak 2018 Kowani mengusulkan agar Roehana Koeddoes atau Ruhana Kuddus sebagai pahlawan nasional. Namun hal tersebut baru terwujud pada 2019 setelah Pemprov Sumatera Barat melengkapi data dan dokumennya.

Ke depan, Kowani juga mengusulkan agar pencipta lagu Saridjah Niung atau Ibu Sud menjadi Pahlawan Nasional.

"Kendalanya untuk Ibu Sud ini pihak keluarga tidak memberikan data yang lengkap. Jadi walaupun Kowani sudah berjuang total, kalau tidak didukung akan sulit. Untuk itu perlu kerja sama yang baik dari semua pihak," kata Giwo..

Baca juga: Masyarakat diminta lebih kenal Kartini



 

Pewarta: Indriani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019