Pekalongan (ANTARA) - Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Yaqut menyatakan bahwa Ansor dan Banser tidak boleh mengabaikan masalah politik meski organisasi keagamaan ini tidak mengajak anggotanya berpolitik.

"Saya tidak sedang mengajak Ansor berpolitik namun hampir semua dimensi kehidupan masyarakat ditentukan oleh politik. Oleh karena, kita harus seimbang antara keagamaan dan sosial kemasyarakatan, dimana di dalamnya ada politik," katanya di Pekalongan, Minggu.

Baca juga: Respons kabinet, Gus Yaqut: Tugas Ansor lawan radikalisme jadi ringan

Baca juga: Gus Yaqut: Penusukan Wiranto teror untuk menciptakan ketakutan publik

Baca juga: Gus Yaqut: Indonesia didirikan untuk semua umat


Di hadapan ratusan kader Ansor dan Banser, anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah X yang meliputi Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pemalang ini mengatakan menjaga ajaran Aswaja, salawatan, ngaji, gotong royong, itu penting dan harus, namun politik juga tak kalah penting.

Yaqut menegaskan untuk membangun Nahdatul Ulama (NU) masa depan dibutuhkan kontribusi serius dalam dunia sosial kemasyarakatan, termasuk di dunia politik.

Meski NU, termasuk Ansor adalah organisasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan, kata dia, namun para kader jangan abai dengan persoalan politik.

"Kita tidak bisa hanya mengaji saja, salawatan saja namun juga harus menatap masa depan bangsa dengan lebih baik. Oleh karena, kita jangan abai dengan masalah politik.

Ia mengatakan Ansor dan Banser harus bisa mendukung apabila ada kader seperti sahabat Azmi Fahmi, Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Pekalongan memiliki peluang maju bupati.

"Kita harus dukung, diperjuangkan seluruh kader. Ini politik," kata adik dari tokoh Nahdlatul Ulama Yahya Staquf ini.

Ia menambahkan seluruh kader Ansor dan Banser harus tetap solid dan satu komando dalam berkhidmah, serta serius menjaga ajaran Aswaja, Pancasila, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pewarta: Kutnadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019