Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga korban banjir di RW 07 Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, membutuhkan air bersih untuk membersihkan lumpur dan kebutuhan dasar lain seperti mandi dan memasak.

Dari pantauan pada Jumat siang di RT 01/RW 07, area yang sempat terendam air setinggi 1,5-2 meter pada 1-2 Januari 2020, lumpur masih mengendap di dalam rumah warga dan jalanan di depannya.

"Listriknya mati karena kemarin banjir sampai atap, kena stop kontak. Listrik mati, jadi pompa airnya ikut mati," kata Wati, warga RT01/RW07 Pejaten Timur, saat ditemui di depan kediamannya.

Baca juga: Jakarta banjir, Warganet: Batalkan Formula E
Warga RT 01/RW 07 Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta, Wati, pada Jumat (3/1/2020) menunjukkan tinggi air luapan Kali Ciliwung yang merendam kediamannya pada malam pergantian tahun sampai 1 Januari 2020. (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

Sejauh ini, warga memanfaatkan cangkul dan meminta air dari tetangga yang tinggal di area lebih tinggi. Namun cara tersebut menyebabkan banyak warga kesulitan membersihkan endapan lumpur dengan cepat.

"Kami kena banjir sejak malam tahun baru, itu hari Rabu (31/12/2019). Air mulai surut Rabu malam, kami langsung pulang. Kemarin kering sisa lumpur, tetapi sampai Jumat ini belum bisa bersih semua," kata Haryono, warga yang tinggal di kawasan itu sejak 1976.

Walaupun demikian, Haryono merupakan satu dari belasan warga yang cukup beruntung karena listrik menyala dan air mengalir dari keran di rumahnya per pagi ini. "Rumah saya agak lebih tinggi daripada yang lain, stop kontaknya aman," kata dia.

Baca juga: Pemprov DKI berkolaborasi dengan organisasi kemanusiaan atasi banjir
Lumpur bekas banjir masih mengendap dalam ruang tidur di kediaman milik warga RT01/RW07 Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta, Haryono, pada Jumat (3/1/2020). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

Air setinggi 1,5-2 meter luapan Kali Ciliwung merendam sejumlah pemukiman di RW 07 Pejaten Timur sejak akhir tahun lalu sampai 1 Januari. Banjir mulai surut sejak Kamis (2/1), tetapi meninggalkan sisa endapan lumpur dalam rumah warga dan tepi jalan.

Dari pantauan di lokasi, warga telah kembali ke kediaman masing-masing, tetapi masih belum memindahkan peralatan elektronik seperti kulkas, televisi dan mesin cuci yang diungsikan di tanah lebih tinggi di atas area pemukiman.

Di samping Pejaten Timur, air setinggi 70-150 centimeter juga sempat menggenangi sebagian wilayah Jakarta Selatan, di antaranya Jatipadang, Bangka, Bale Kambang  Cipete Utara, Cilandak Timur, Rawajati, Pengadegan, dan Kalibata.

Namun, nyaris seluruh area yang terendam banjir pada 1-2 Januari 2020 telah surut pada Jumat pagi.
Baca juga: Korban banjir di Cipinang Melayu butuh alat kebersihan

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020