Bandung (ANTARA) - Kepala Lapas Perempuan Kelas II Sukamiskin Bandung Rafni Trikoriaty Irianta menyebut ikan aligator yang mengigit seorang balita berusia 1,5 tahun di kolam lapas adalah ikan pemberian yang telah dipelihara sejak masih kecil.

Menurut dia, ikan aligator tersebut diberi oleh salah seorang keluarga dari narapidana yang telah bebas. Ikan aligator tersebut telah ada sejak delapan bulan lalu di kolam yang berada di halaman depan kompleks gedung tahanan perempuan.

Baca juga: Stasiun Karantina Aceh musnahkan ikan "aligator"

"Itu ikan ada dua, ada yang kasih sekitar delapan bulan lalu. Katanya dari mantan narapidana, sekarang sudah bebas," kata Rafni di Lapas Perempuan Kelas II Sukamiskin, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Senin.

Ikan aligator itu, kata dia, setiap hari diurus oleh pihak kebersihan lapas. Keberadaan ikan tersebut hanya sebagai penghias di kolam tersebut.

Baca juga: Masyarakat diimbau melapor kalau mengetahui jual beli ikan predator

Namun, ia mengaku tidak bermaksud untuk membahayakan pengunjung dengan adanya ikan itu. Sejak ikan itu berada di lingkungan lapas, tidak ada korban yang digigit oleh ikan yang bersifat karnivora tersebut.

Namun, biasanya ikan aligator itu tidak mengigit siapapun yang berada di dekat kolam tersebut. Petugas lapas sering duduk duduk di situ (pinggir kolam), tidak ada (perilaku) ikan sampai gigit-gigit gitu.

Baca juga: Lapas harus dilengkapi kebutuhan empat kodrat perempuan

"Saya tanya apakah ikannya lompat? Katanya tidak, mungkin tangannya (balita) diceburin ke kolam. Saya menyesalkan adanya kejadian tersebut," kata Rafni.

Sebelumnya, seorang balita berusia 1,5 tahun mengalami luka di tangan kanan bagian jari telunjuk. Balita tersebut diduga digigit oleh ikan aligator yang berada di kolam lapas tersebut.

Seorang perwakilan keluarga dari balita tersebut, Alina mengaku tidak mengetahui keberadaan ikan aligator tersebut. Apalagi, kata dia, kolam ikan tersebut berada di dekat ayunan tempat bermain anak.

"Tidak ada tanda peringatan dan informasi (di kolam tersebut)," kata Alina, Minggu (5/1).

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020