Selain melakukan deteksi dini melalui klinik, rumah sakit serta jaringan puskesmas yang ada di tingkat desa dan kecamatan, pengawasan juga akan dilakukan bagi penduduk atau warga pendatang yang barusan bepergian dari negara-negara yang telah dinyatak
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memberlakukan status siaga terhadap potensi penyebaran virus corona (nCov) dengan memantau seluruh pasien yang menderita demam tinggi akibat gejala pneunomia di seluruh puskesmas, klinik maupun rumah sakit yang ada di wilayahnya.

"Instruksi melalui surat edaran resmi sudah ditandatangani dan diedarkan sejak Jumat (24/1) ke seluruh klinik, puskesmas maupun rumah sakit. Jika ada pasien yang memiliki gejala tertular virus corona agar dirujuk ke RSUD dr Iskak," kata Kasi Pencegahan Penyakit Menular Didik Eka dikonfirmasi melalui telepon, Minggu.

Perintah kesiapsiagaan itu sendiri disebut Didik sebagai tindak lanjut surat edaran yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan tentang kesiapsiagaan dalam upaya pencegahan penyakit menular pneumonia dari negara Republik Rakyat Tiongkok (China) ke Indonesia.

Kendati sampai saat ini belum ada kasus pasien/korban yang terpapar virus corona ditemukan di wilayah Tulungagung, Didik menegaskan pihaknya tetap akan waspada.
Baca juga: Kaltara harus waspada empat korban Virus Corona Malaysia
Baca juga: WHO: Virus corona capai 1.320 kasus di 10 negara


Selain melakukan deteksi dini melalui klinik, rumah sakit serta jaringan puskesmas yang ada di tingkat desa dan kecamatan, pengawasan juga akan dilakukan bagi penduduk atau warga pendatang yang barusan bepergian dari negara-negara yang telah dinyatakan menjadi sebaran virus mematikan yang belum ditemukan obatnya tersebut.

"Dinkes tingkat kabupaten ini sebenarnya kan menjafi filter ke sekian, karena filter pertama untuk mencegah dan mengantisipasi masuknya orang yang tertular virus corona ini ada di Balai Karantina Pelabuhan yablng ada di setiap bandara ataupun pelabuhan. Namun demikian kami tetap harus waspada dan siaga," katanya.

Penyebaran virus corona sendiri sejak pertama kali diidentifikasi pada awal Januari, kini sudah mencapai 1.320 kasus yang terjadi di 10 negara termasuk di Amerika dan Prancis, demikian data resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 25 Januari 2020.

Berdasarkan laporan situasi terkini terkait kejadian luar biasa (KLB) novel coronavirus (nCov) atau virus corona dari WHO yang dikutip di Jakarta, Minggu, dari total 1.320 kasus, sebanyak 1.297 kasus berada di China dan 41 orang meninggal dunia karena penyakit tersebut.
Baca juga: Perketat pemeriksaan ABK masuk Sampit cegah virus corona
Baca juga: Sampit rawan virus corona karena ada kapal masuk dari China


Beberapa negara yang melaporkan kasus virus corona yang terkonfirmasi adalah Thailand empat kasus, Jepang tiga kasus, Singapura tiga kasus, Australia tiga kasus, Prancis tiga kasus, Korea Selatan dua kasus, Vietnam dua kasus, Amerika Serikat dua kasus, dan Nepal satu kasus.

Kasus penyakit ini melonjak sebanyak 474 kejadian dibandingkan hari sebelumnya, dan jumlah kematian yang diakibatkan melonjak hampir dua kali lipat dari laporan per Jumat (24/1) sebanyak 25 orang meninggal.

Untuk kasus di China termasuk kasus penyakit di Hong Kong lima kasus, Macau dua kasus, dan Taipei tiga kasus. Kasus virus corona di China terjadi di 20 provinsi, dan kabupaten-kota di luar Hong Kong, Macau, dan Taipei.

Dari 1.287 kasus virus corona yang terjadi di China, sebanyak 237 kasus dilaporkan mengalami gangguan kesehatan yang serius.

Sebanyak 21 orang dari 23 kasus virus corona yang terjadi di luar China memiliki riwayat bepergian ke Kota Wuhan di Provinsi Hubei China.

Satu kasus virus corona yang terjadi di Australia memiliki riwayat kontak langsung dengan orang yang positif terinfeksi virus corona di Wuhan saat berada di China.
Baca juga: RSUD Mattaher Jambi rawat pasien yang baru pulang dari Wuhan
Baca juga: IDI: belum ada laporan virus 2019-nCoV penyebab tunggal kematian

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020