London (ANTARA) - Sejak Jumat siang (31/1) masyarakat Inggris pendukung Brexit dengan bendera Union Jack memenuhi lapangan di depan gedung Parlemen Westminster Abbey yang tidak jauh dari KBRI London, demikian koresponden ANTARA London, melaporkan dari Parlement Square, Jumat malam.

Selain itu juga terdapat serombongan warga Inggris yang ingin Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa, namun akhirnya mereka membubarkan diri karena tidak tahan mendapat cacian dari para pendukung Brexit. Mereka meinggalkan lokasi  dengan kawalan polisi.

Aksi damai berlangsung hingga larut malam saat  detik-detik mendekati pukul 23.00 malam waktu setempat itu pendukung Brexit pun merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera Union Jack yang dijual seharga dua poundsterling.

“Kami sekarang akan menentukan nasib kami sendiri tanpa perlu ada yang mengatakan apa yang harus kami lakukan,” ujar seorang ibu yang tengah berdiri di depan patung perdana menteri Inggris periode 1940-1945 Winston  Churchill yang ada di depan taman parlemen, depan jam gadang Big Ben yang masih dalam renovasi.

Pengamat politik Inggris Jason Marc menegaskan, dengan kemenangan Brexit ini. pemerintah Inggris mempunyai kekuasaan penuh untuk menentukan nasib rakyat Inggris yang telah memilih untuk keluar dari Uni Eropa.

Sejumlah warga Inggris yang ingin tetap menjadi bagian dari Uni Eropa, namun akhirnya mereka membubarkan diri tidak tahan dengan cacian yang menginginkan Inggris keluar dari Uni Eropa dengan dikawal petugas polisi, Jumat (31/1/2020). ANTARA/Zeynita Gibbons/am.

Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa setelah menjadi anggota blok ekonomi itu selama 47 tahun di mana selama lebih dari tiga tahun terakhir pada akhirnya masyarakat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa yang dikenal dengan Brexit setelah melakukan referendum.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris, merangkap Irlandia dan International Maritime Organization (IMO), yang berkedudukan di London Rizal Sukma mengatakan hubungan Indonesia dan Inggris secara menyeluruh berjalan baik.

Dalam wawancara awal tahun, dengan koresponden ANTARA London,  Rizal mengatakan kerja sama di berbagai bidang berjalan secara normal, khususnya pasca referendum Brexit.

Justru Inggris ingin memberi perhatian yang lebih besar terhadap Indonesia pasca-Brexit, ujar  Rizal.

Hal ini, ujar mantan Direktur Eksekutif CSIS  itu, dikarenakan Inggris ingin mengembangkan hubungan kerja sama ekonomi yang lebih erat dengan negara-negara di luar Eropa setelah mereka keluar dari EU.

Menurut anggota Dewan Penasihat Institute for Peace and Democracy (IPD) itu, Indonesia merupakan negara yang ekonominya sedang tumbuh pesat,  yang tentunya penting bagi Inggris. “Mereka menyadari potensi ekonomi Indonesia yang besar sekali dalam 10-15 tahun mendatang,” ujar Rizal  yang meraih gelar PhD dalam Hubungan Internasional dari London School of Economics and Political Science (LSE) pada tahun 1997.

Dikatakannya UK juga ingin mengembangkan hubungan dengan ASEAN. Lagi-lagi Indonesia adalah negara penting di ASEAN.

Dia mengatakan saat ini Indonesia dan Inggris  sedang menyusun rancangan  kerja sama ekonomi pasca-Brexit. Besarnya perhatian Inggris terhadap kawasan Asia Tenggara juga terlihat dari keputusan untuk mengangkat Perwakilan Tetap Inggris untuk ASEAN, ujarnya.

Pasca-"Brexit, kita harus jeli menangkap peluang-peluang kerja sama baru tersebut. Ini yang sedang kami lakukan di KBRI London," demikian katanya.

Baca juga: Dubes Rizal Sukma: Hubungan RI dan Inggris tetap berjalan baik
Baca juga: Inggris butuh ASEAN realisasi visi Global Britain
 

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020