Kediri (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengemukakan potensi ekspor dari Indonesia ke luar negeri masih terbuka luas, sehingga proses hilirasi harus dikuatkan.

"Tentunya menjadi satu tantangan, mencari terobosan lain. Kedepan hilirasi, sehingga produk manufaktur (otomotif) juga baik. Sekarang lumayan penjualan, misalnya untuk penjualan mobil roda empat Kijang yang di Filipina itu dari Indonesia. Produk lain misal fashion juga tinggi," katanya saat menghadiri acara upacara pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri di Kediri, Jawa Timur, Jumat.

Ia mengakui, dampak perang dagang antara Amerika Serikat dengan China cukup besar berpengaruh termasuk di Indonesia. Dan, Indonesia juga harus bersiap dengan segala kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Baca juga: Kimia Farma: Holding BUMN farmasi dukung hilirisasi produk kesehatan

Ia juga menambahkan, Indoneisa bisa berpotensi untuk lebih memperluas ekspor. Dirinya berharap untuk ekspor bukan hanya produk mentah melainkan harus diproses terlebih dahulu, sehingga nilainya juga lebih tinggi.

Di era digital seperti sekarang ini, Sugeng juga berharap dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama oleh pemilik UMKM. Mereka bisa memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan usaha mereka termasuk untuk ekspor. Jika ekspor naik, tentunya devisa negara juga akan tinggu, sehingga bisa berdampak pada rupiah yang stabil.

Ia juga mengatakan, kerjasama dengan berbagai pihak penting untuk dilakukan, salah satunya dengan bea cukai. Pemilik UMKM ternyata juga masih banyak yang belum mengetahui prosedur untuk ekspor, sehingga dengan sosialisasi dengan pemilik UMKM, mereka punya gambaran untuk mencoba pasar luar negeri.

Jumlah UMKM di Indonesia juga cukup banyak sekitar 62 juta UMKM dengan berbagai macam sektor. Jika dibina dengan baik, tentunya akan ikut memperkuat perekonomian.

Baca juga: Kemenperin genjot hilirisasi, gaet investasi dan tingkatkan ekspor

"Kerjasama dengan bea cukai dan ini tantangannya. Banyak UMKM belum tahu prosedur. Jadi, harus kita bina, kita tuntun untuk ekspor," kata dia.

Sementara itu, disinggung terkait dengan potensi di Kabupaten Kediri ke depan, termasuk dengan rencana pembanunan banda udara di kabupaten ini, Sugeng mengatakan tentunya ke depan bisa berdampak bagus. Di Kota Kediri, pertumbuhan ekonomi di atas nasional. Selain itu, inflasi juga bagus.

"Saya melihat pertumbuhan ekonominya di atas nasional, di atas 5 persen dan itu bagus. Inflasi juga bagus. Apalagi wilayah Kediri bisa dibuka bandara, itu potensi luar biasa," kata Sugeng.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia menambahkan peluang UMKM termasuk untuk ekspor dari Kota Kediri juga masih terbuka luas.

Dirinya juga sudah diskusi termasuk dengan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, tentang pengembangan ekonomi di Kediri.

"Ada peluang di UMKM. Untuk ekspor nantinya jadi pendapatan devisa kita. Masyarakat pelaku UMKM juga belum cukup (menembus pasar ekspor), sehingga dibantu kerjasama pemerintah," kata Sofwan.

Dalam acara pengukuhan itu, selain dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, juga Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Kepala OJK Kediri, dan berbagai tamu undangan lainnya. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang lama, Musni Hardi Kasuma Atmaja pindah tugas dan digantikan pimpinan yang baru, yakni Sofwan Kurnia. 
 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020