Para lulusan juga diharapkan memiliki karakter yang mampu berkolaborasi dan mampu menyelesaikan masalah yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Meulaboh, Aceh (ANTARA) - Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh Dr Inayatillah, M.Ag berharap para lulusan perguruan tinggi tersebut harus mampu berinovasi dan menguasai teknologi digital yang kini berkembang pesat.

“Dunia kerja saat ini membutuhkan lulusan yang mampu menunjukkan tiga 'skill', di antaranya kecakapan berinovasi, kecakapan digital dan kecakapan dalam jenjang karir dan kehidupan,” kata Inyatillah saat mewisuda ratusan lulusan di Meulaboh, Kamis (20/2).

Ia menjelaskan, persaingan yang semakin ketat di antara perguruan tinggi di Indonesia menuntut para dosen untuk bertransformasi, serta meningkatkan mutu secara berkelanjutan dan menunjukkan sikap promotif yakni sikap yang selalu ingin selangkah lebih maju, serta mampu mempengaruhi pihak lainnya.

Selain itu, prestasi akademik maupun publikasi ilmiah, juga harus kita genjot agar mampu menjadi "World Class University" di masa akan datang.

Menurut dia sejak berstatus negeri STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh telah meluluskan 1.228 sarjana dan tahun ini meluluskan 179 sarjana dengan berbagai disiplin ilmu, yang terdiri atas 31 laki-laki dan 148 perempuan.

Selain itu, para lulusan juga diharapkan memiliki karakter yang mampu berkolaborasi dan mampu menyelesaikan masalah yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.

STAIN Meulaboh juga mengharapkan dukungan dan bantuan dari semua pihak, terutama Kementerian Agama agar berkenan menganggarkan secara khusus pembangunan Gedung Information and Communications Technology (ICT) Center, sebagai "core competency" STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh ke depan.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Direktorat Jenderal Kelembagaan dan Kerja Sama Pendidikan Islam Kementerian Agama  Muhammad Adip Abdushomad dalam orasinya menyampaikan bahwa transformasi kelembagaan STAIN Meulaboh berkembang sangat begitu pesat, bahkan pihaknya akan terus mendorong untuk selanjutnya berubah status menjadi IAIN Meulaboh.

"Meskipun STAIN Meulaboh masih relatif baru sebagai kampus  Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri  (PTKIN), namun nantinya harus ada akselerasi dan 'self evaluation' (muhassabah) bagaimana 'road map' STAIN Meulaboh ke depan," katanya.

"Serta berani menempatkan eksistensi PTKIN di wilayah Aceh ini dalam menghadapi tantangan kekinian (Competing in the Era of Artificial Inteligent),” tambahnya.

Ia juga berharap kampus PTKIN di Indonesia harus bergerak cepat membenahi sarana prasarana yang ada, memperkuat distingsi agar nantinya mampu menjadi destinasi bagi masyarakat di wilayah barat selatan Provinsi Aceh untuk belajar ke STAIN Meulaboh.
​​​​​​​
"Jadi, tidak hanya warga Aceh, tapi juga Indonesia dan dunia," demikian  Muhammad Adip Abdushomad.

Baca juga: STAIN Meulaboh Aceh gelar kuliah daring internasional perdana

Baca juga: Aksi pemblokiran kampus STAIN Meulaboh berakhir

Baca juga: STAIN Meulaboh sediakan kuota beasiswa hafidz Quran

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020