Balikpapan (ANTARA) - Generasi milenial di Provinsi Kalimantan Timur diminta melakukan antisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi dari pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), dikaitkan dengan upaya memajukan pariwisata yang bisa bertentangan dengan keberlangsungan ekosistem.



"Contohnya adalah kerusakan alam. Jangan sampai majunya pariwisata justru merusak keindahan alam yang dimiliki Kaltim, maka kaum milenial Kaltim harus menjadi garda terdepan menjaganya," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian di Balikpapan, Selasa.



Bukan hanya kaum milenial yang diminta mengansitisipasi kerusakan alam, namun seluruh warga Kaltim pun harus bahu membahu menjaga warisan budaya lokal, karena kelestarian alam dan budaya lokal merupakan aset yang tak ternilai.



"Jangan tegesa-gesa membangun pariwisata namun melupakan kelestarian alam, pun budaya lokal jangan sampai tergerus dengan budaya-budaya dari luar yang masuk. Boleh beradaptasi dan berkreasi, namun ada budaya-budaya asli yang harus tetap dilestarikan," tuturnya.



Sehari sebelumnya, saat acara Millenials Gathering bersama Wamenparekraf di Balikpapan, Hetifah juga mengingatkan semua pihak mulai masyarakat, LSM, pemerintah, hingga legislatif untuk terus bersama-sama menjaga kearifan lokal baik dari sisi lingkungan, adat istiadat maupun budaya daerah.



Acara yang dihadiri Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo ini dalam rangka mempersiapkan anak muda Kaltim menyambut pemindahan Ibu Kota Negara.



Dalam Millenials Gathering yang dihadiri oleh 300 anak muda serta perwakilan komunitas se-Kaltim ini, hadir pula Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim Sri Wahyuni, Kepala Dinas Pariwisata Kota Balikpapan Doortje Marpaung, dan Ketua Dekranasda Balikpapan Arita Rizal Effendi.



Dalam kesempatan itu, Angela Tanoesoedibjo mengatakan bahwa pariwisata merupakan sektor menjanjikan dan memiliki peluang besar dalam keberlanjutannya, termasuk menjanjikan dalam pengembangannya karena mampu mendongkrak ekonomi mulai mikro hingga nasional.



"Dengan majunya sektor pariwisata, semua akan terdampak. Membangun pariwisata berarti membangun juga daerah, karena di dalamnya ada pembangunan infrastruktur, budaya, dan lain-lain," ujarnya.



Menurutnya, Indonesia harus terus mengarah pada pariwisata berkualitas. Hal itu dapat dilakukan melalui peningkatan keamanan, memperbaiki peraturan-peraturan yang mungkin menghambat, serta terus melakukan peningkatan SDM pariwisata.



"Seat capacity (kapasitas jumlah kursi) dalam armada untuk masuk ke Indonesia harus diperbanyak. Saat ini kita masih jauh dari Singapura dan negara ASEAN lain. Inilah yang menjadi perhatian kita," ucap Angela.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020