Makassar (ANTARA) - Sejumlah sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan meniadakan sementara kebiasaan salaman kepada guru saat masuk di lingkungan sekolah guna mengantisipasi serta mencegah penularan dan penyebaran penyakit menular salah satunya Coronavirus Disease (COVID-19 ).

"Kebiasaan salaman siswa sementara digantikan mengunakKan salam dengan merapatkan kedua telapak tangan disejajarkan ke depan dia tas dada untuk menghindari sentuhan tangan," tutur Kepala Departemen Humas Sekolah Islam Athirah Makassar, Muthmainnah saat dikonfirmasi, Jumat.

Selain salam jabat tangan sementara ditiadakan, kata dia, kebersihan siswa juga dijaga, termasuk higienis tangan siswa, selalu diingatkan menggunakan hand sanitizer, guna sterilisasi dari bakteri maupun virus pembawa penyakit menular.

Baca juga: RSUP Sanglah habiskan 15-20 APD untuk tangani satu pasien status ODP

"Untuk sanitizer kami membuat sendiri di laboratorium. Bila ada siswa yang mengalami sakit, diperbolehkan istirahat. Bila terkena flu disuruh menggunakan masker. Kebersihan sekolah selalu kami jaga, serta makanan bagi siswa," katanya.

Mengenai dengan sosialisasi pencegahan virus corona, sesuai dengan surat edaran, Mutmainnah menuturkan, ada grup di media sosial khusus orang tua siswa sebagai media koordinasi sekaligus penyampaian dari pihak sekolah.

Dikonfirmasi terpisah, Humas Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik jalan Rajawali, Veronica mengatakan, hal yang sama bahwa jabatan tangan sementara ditiadakan, menyusul merebaknya virus corona.

"Ada imbauan untuk sementara jangan dulu jabat tangan, diganti dengan bersalam dengan cara menundukkan kepala dan tangan kanan ditaruh di dada setiap pagi saat menjemput siswa masuk di depan sekolah," paparnya.

Baca juga: DPRD Bandarlampung usulkan beberapa langkah antisipasi COVID-19

Hal itu dilakukan, selain mengikuti surat edaran Kementerian Pendidikan, juga maraknya pemberitaan akhir-akhir ini soal virus berbahaya tersebut yang meresahkan masyarakat.

Bahkan, ada imbauan bagi siswa untuk rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun anti eptik, dan bagi terkena flu mengenakan masker termasuk mengkonsumsi makanan sehat setiap hari.

"Kalau ada gejala flu atau demam, disarankan menggunakan masker dan memeriksakan kesehatan ke dokter. Orang tua juga sudah disampaikan untuk terjun langsung mengurusi anaknya bila terpapar flu, batuk atau demam," tambahnya.

Sedangkan di sekolah lainnya, Dinas Pendidikan setempat pun sudah mengimbau kepada seluruh guru untuk meniadakan tradisi salaman dengan siswa sebelum masuk dan sepulang sekolah sebagai langkah antisipasi dan merujuk pada surat edaran.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 3 tahun 2020 tentang Pencegahan Coronavirus Disease (COVID-19) Pada Satuan Pendidikan ditujukan kepada Kepal Dinas Pendidikan Provinsi, dan kabupaten kota, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Perguruan Tinggi, Pimpinan Perguruan Tinggi serta seluruh Kepala Sekolah di Indonesia.

Surat ini ditandatangani Mendikbud Nadiem Anwar Makarim lalu ditembuskan ke Presiden dan Wakil Presiden, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan dengan jumlah 18 poin.

Baca juga: RS Wahidin imbau rujukan COVID-19 disertai foto thoraks
Baca juga: Lembaga EIjkman: Merokok tingkatkan risiko tertular COVID-19
Baca juga: RSU Tarutung pantau pasien ke lima suspect corona dari Balige

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020