Sumsel sendiri surplus beras dengan kebutuhan per tahun sekitar 780.000 ton sementara produksinya sekitar 4,5 juta ton
Palembang (ANTARA) - Stok pangan Provinsi Sumatera Selatan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga empat bulan ke depan sehingga masyarakat diimbau tidak memborong kebutuhan pokok dalam masa darurat virus corona ini.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Selatan, Taufik mengatakan kebutuhan pangan masyarakat, seperti beras, daging sapi, telur ayam dalam kondisi cukup bahkan hingga bulan Ramadhan 1441 Hijriah.

Baca juga: Mentan tegaskan Sumsel harus jadi gerbang pangan nasional

“Sumsel sendiri surplus beras dengan kebutuhan per tahun sekitar 780.000 ton sementara produksinya sekitar 4,5 juta ton, artinya kebutuhan per tahun sebenarnya sudah bisa terpenuhi di panen pertama,” kata dia.

Apalagi, kata dia, panen pertama bakal dimulai pada April 2020 sehingga menambah pasokan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Taufik menambahkan, untuk kebutuhan daging sapi juga mencukupi hingga puasa dan Lebaran 2020 di mana saat ini sudah tersedia 3.200 ekor sapi potong. Jumlah ini tidak termasuk dari sapi milik masyarakat.

Baca juga: Stok gula di gudang Bulog Sumsel tersisa 9,6 ton

Kemudian, kebutuhan daging ayam juga terbilang stabil. Produksi ayam dari peternak per minggunya mencapai 126.000 ekor.

"Lalu produksi telur per minggunya saat ini mencapai 1.760 ton. Itu juga belum termasuk yang diproduksi masyarakat dan peternak besar. Jadi untuk memenuhi kebutuhan sudah lebih dari cukup," kata dia.

Taufik menjelaskan peternak biasanya akan menambah produksi mereka mendekati puasa dan lebaran. Lantaran, pada waktu tersebut kebutuhan pangan meningkat. 

Baca juga: 190 ton beras bantuan bencana alam disiapkan di Ogan Komering Ulu

Ia menjelaskan bahan pangan lain seperti sayur-sayuran dan bumbu ketersediannya juga mencukupi. Untuk cabai, konsumsi masyarakat per tahun mencapai 35.000 ton, sementara produksinya sebanyak 45.000 ton.

Lalu, untuk bawang putih masih ada stok dari kementerian yang cukup hingga tiga bulan ke depan.

"Hanya saja yang perlu diwaspadai pada waktu tanam. Biasanya saat musim tanam, harga cabai bisa tinggi karena stoknya sedang kosong. Tapi itu pada waktu-waktu tertentu saja," katanya.

Baca juga: Jadwal perjalanan LRT Sumsel diubah antisipasi penyebaran COVID-19


 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020