Jakarta (ANTARA) - Tim Satuan Tugas COVID-19 Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) meluncurkan layanan konseling bagi teman sebaya guna meringankan beban mental para pelajar Indonesia di AS selama masa penutupan kampus dan sekolah akibat virus corona.

“Kami baru selesai melakukan pelatihan singkat Sabtu pagi waktu Indonesia untuk membekali para mahasiswa yang menjadi relawan,” kata Ketua Satgas COVID-19 Permias, dr Alvinsyah Pramono kepada ANTARA saat dihubungi melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa.

Alvin mengatakan terdapat 27 relawan mahasiswa dari seluruh AS yang mendaftar dalam waktu dua hari. Mereka yang mendaftar memiliki latar belakang dalam psikologi, psikiatri, atau pekerja sosial. Pelatihan yang diberikan dilakukan secara daring dengan bahan yang disiapkan oleh Permias Nasional, bekerja sama dengan PTRI New York, KBRI Washington DC, dan KJRI se-Amerika Serikat.

Berdasarkan data survei kesehatan periode kedua yang dilakukan oleh tim Satgas COVID-19 Permias, terdapat  peningkatan tren kejadian depresi dan kecemasan yang dihadapi oleh para mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di AS.

“Dari survei ini kita belajar, bahwa kebijakan pemerintah setempat untuk menutup kampus dan sekolah telah menimbulkan stres bagi para mahasiswa. Tim Satgas COVID-19 Permias Nasional berkewajiban untuk memastikan kesehatan dan keselamatan anggota Permias Nasional, tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental dan sosial,” papar Alvin.

Layanan kesehatan mental tersebut mulai dijalankan pada Senin (30/3) waktu setempat. Peran relawan bertugas sebagai fasilitator dalam konsultasi individual.

Peserta yang membutuhkan pelayanan pun dapat mendaftarkan diri melalui SignUpGenius.com paling lambat satu hari sebelum jadwal pertemuan. Satu sesi memiliki dua slot konsultasi dan setiap slot akan berlangsung selama 20 menit melalui aplikasi Zoom.

Sementara itu dalam sambutan pembukaan pelatihan relawan, Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dian Triansyah Djani mengingatkan bahwa sering kali yang dibutuhkan masyarakat adalah teman untuk berbicara.

“Banyak mahasiswa kita yang tinggal sendiri di kamar 2x2 meter. Jadi kita mengerti bagaimana teman-teman mahasiswa terkungkung di area yang sangat kecil dan karenanya perlu kita bantu,” kata dia.

Ia berharap program serupa nantinya dapat dikembangkan, tak hanya bagi para mahasiswa namun juga bagi kelompok lanjut usia.

Sesi pelatihan relawan yang berlangsung selama 2,5 jam itu menghadirkan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Hendriati Agustiani, Wakil Dekan Fakultas Psikologi Unpad Zahrotur R Hinduan, Dosen Universitas Indonesia Whinda Yustisia, dan Ketua Dharma Wanita Persatuan PTRI di New York yang juga seorang life coach Lista Damayanti Djani.
 

Baca juga: Italia "lockdown", KBRI Roma tetap sediakan layanan untuk 3.130 WNI

Baca juga: KNPI Malaysia surati Presiden RI agar bantu WNI

Baca juga: WNI sembuh COVID-19 di Singapura bertambah



 

Aceh mulai berlakukan jam malam

 

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020