Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku akan fokus untuk bisa mendatangkan investasi di bidang kesehatan, sebagai upaya menghadapi pandemi COVID-19.

"Dalam empat hingga lima bulan ke depan, kita akan fokus untuk mendatangkan investasi khusus di bidang kesehatan. Calon investor sudah mulai ada," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Bahlil menyampaikan telah mengadakan rapat dengan Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) serta Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), terkait peluang investasi alat kesehatan.

Baca juga: Siap halau hambatan, BKPM harap investor tingkatkan produksi alkes

Selain investasi di bidang kesehatan, beberapa sektor yang menjadi prioritas investasi saat ini, yaitu manufaktur dan hilirisasi.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu menuturkan wabah ini COVID-19 akan berdampak sistemik, masif, dan terstruktur terhadap investasi di Indonesia. Hal itu dinilai akan sangat berdampak pada realisasi investasi, terutama di triwulan II 2020 yang dipastikan akan turun.

"Kami belum bisa meramalkan, namun pasti akan turun. Sementara kita butuh banyak investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan," katanya.

Dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19, BKPM memiliki strategi 3+1, yaitu mengoptimalkan realisasi investasi yang sudah ada; menyelesaikan investasi mangkrak; melakukan promosi investasi; dan membangun konsolidasi ke dalam untuk bersiap menghadapi kondisi pasca COVID-19.

Baca juga: Kemenko Maritim dan Investasi bantu datangkan 40 ton alkes asal China

"Jangan hanya mengejar investasi dari luar saja, tapi melupakan yang sudah ada di dalam. Kita akan datangi, kemudian bicarakan dengan mereka terkait ekspansi perusahaan dan insentif apa yang dapat difasilitasi. Bangsa yang menang di tahun 2021 nanti yaitu yang dapat melakukan konsolidasi ke dalam, di mana konsolidasi ini melibatkan tiga pihak, masyarakat, pemerintah, dan pengusaha," tambah Bahlil.

Sementara itu, Research Director The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya memaparkan perlunya pemerintah mendorong sektor manufaktur saat ini guna mendorong penciptaan tenaga kerja.

Selain itu, BKPM dinilai perlu mengubah strategi dan target investasi di tengah kondisi pandemi COVID-19. Pasalnya, banyak perusahaan sudah keluar dari China, yang merupakan potensi bagi Indonesia untuk menangkap peluang tersebut, bersaing dengan Malaysia dan Vietnam.

"Yang paling penting PR (Pekerjaan Rumah) bukan hanya di BKPM saja, tapi juga di daerah. Seperti pengurusan izin IMB (izin mendirikan bangunan), pembangungan infrastruktur, upgrading skill pekerja, kepastian hukum, dan penanganan korupsi. Kita harus bisa melewati masa sulit ini, sehingga nanti tahun 2021-2022 dapat jauh lebih baik. Ini kita jadikan sebagai kesempatan bagi Indonesia," kata Berly.


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020