Jakarta (ANTARA) - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor Mitsubishi Fuso, punya cara tersendiri untuk menjalankan bisnisnya di tengah pandemik COVID-19.

Naoya "Rocky" Takai, yang menjabat sebagai Presiden Direktur baru Mitsubishi Fuso mengatakan pada Rabu (20/5) bahwa perusahaan kendaraan niaga itu membangun komunikasi yang erat dengan jaringan diler selama periode COVID-19.

Alih-alih memaksa diler untuk berjualan di tengah situasi yang serba sulit, ia justru menerapkan pola komunikasi dua arah dengan diler untuk mencari masukan dan peluang yang bisa digarap bersama-sama.

Baca juga: MMKSI tawarkan program menarik selama bulan Mei

"Situasi sulit seperti ini sangat menantang bagi siapa pun pemimpinnya," kata Naoya yang biasa dipanggil Rocky kepada wartawan melalui konferensi video.

"Situasi sedang sulit, jadi tidak push diler untuk berbisnis secara ketat. Kami tidak terlalu memaksa, jadi momen ini kami jadikan untuk mendengarkan diler, bagaimana masukan dan kendala mereka," kata dia.

Ia menimpali, "Jadi KTB bisa menentukan bentuk support yang tepat untuk bisnis mereka."

Selain komunikasi yang dipererat, ia juga mengatakan bahwa KTB selalu menganalisa situasi pasar terkait COVID-19. Jika kondisi sudah kembali kondusif, KTB akan langsung "tancap gas" untuk kembali agresif di pasar mobil niaga.

"Kami analisa kapan pandemik berakhir untuk menentukan langkah agresif di Indonesia. Jika ada tanda perbaikan ekonomi, kami akan agresif untuk mengejar bisnis kami," kata dia.

Digital

Duljatmono, selaku Marketing Director Sales & Marketing Division KTB, menjelaskan bahwa selain berkomunikasi dengan jaringan diler, pabrikan berlogo tiga berlian itu juga memanfaatkan perkembangan dunia digital.

Menurut dia, mekanisme digital bisa dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan pasar secara luas, terutama untuk mengenalkan program KTB secara langsung kepada konsumennya melalui berbagai platform digital.

Baca juga: Harga kendaraan Mitsubishi akan naik hingga Rp3 juta

"Maksimalkan komunikasi dengan pasar. Mekasnismenya adalah melalui digital," kata Duljatmono.

Ia mengatakan, mekanisme digital dapat dijalankan secara agresif pada area yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), agar konsumen yang tidak bisa bertandang ke diler tetap mendapatkan informasi terkait KTB.

"Penjualan sulit selama PSBB, maka komunikasinya didorong secara digital. Kami maksimalkan dari sales produk sampai layanan kemudian menjadi sebuah style baru ke depannya. Diler dan konsumen akan terbiasa," kata dia.

Memberikan layanan terbaik juga menjadi jurus andalan, kata dia, karena akan ada kemungkinan konsumen melakukan pembelian kembali (repeat order) apabila mendapatkan pengalaman pembelian yang baik dari tenaga penjual dan diler.

Purna jual

Layanan purna jual yang prima juga menjadi kunci kepuasan pelanggan. Untuk itu, KTB tetap mengoptimalkan layanan aftersales selama PSBB, karena kendaraan niaga untuk sektor logistik, pertahanan dan kesehatan masih tetap beroperasi.

Yogi Krisdian, After Sales Business Development Department Head KTB mengatakan bahwa mereka mengoptimalkan layanan mobile workshop selama PSBB.

Melalui layanan itu, pemilik kendaraan Fuso dapat menghubungi nomor pusat pengaduan kemudian akan dihubungkan pihak field service. Setelah itu, pihak field service akan menentukan diler terdekat yang akan melayani konsumen.

"Konsumen akan berkonsulasi dengan diler terdekat secara gratis," kata Yogi.

Setelah itu, konsumen berhak memilih program diskon atau gratis oli, kemudian akan mendapatkan layanan perbaikan dari teknisi KTB terdekat.

Yogi mengatakan, konsumen yang ingin memperbaiki mobil di luar jam kerja bisa menghubungi diler dengan layanan 24 jam, dengan syarat harus melakukan booking terlebih dahulu.

Baca juga: KTB kirim dua unit Colt Diesel untuk PMI dan SMK

Baca juga: Pertimbangan KTB Fuso belum jual truk listrik eCanter

Baca juga: KTB kenalkan Fighter FN61FL HD 6x2 sasis panjang
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020