Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR, Willy Aditya meminta TNI melakukan investigasi intensif terhadap jatuhnya helikopter Mil Mi-17V5 TNI AD di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, pada Sabtu.

"Kementerian Pertahanan dan TNI perlu melalukan investigasi intensif terhadap beberapa kejadian kecelakaan Mi-17 ini," kata dia, menanggapi jatuhnya helikopter itu, Sabtu malam.

Helikopter buatan Rusia itu merupakan heli angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan. Di lingkungan TNI, helikopter Mil Mi-17V5 hanya dioperasikan Pusat Penerbangan TNI AD dan ditempatkan di Skuadron 31/Serbu, bersama Mil Mi-35P sebagai helikopter serang darat. 

Baca juga: Kadispenad: Heli MI-17 jatuh di Kendal dalam kondisi baik

Tepat hampir satu tahun yang lalu Juni 2019, helikopter yang sama juga dikabarkan jatuh di kawasan Oksibil, Papua, dalam misi pengiriman logistik pasukan. Jenis heli yang sama juga pernah dikabarkan hilang kontak dan jatuh di Oksibil pada Februari 2020.

"Kalau dua kejadian sebelumnya di Oksibil dimulai dengan kehilangan kontak, nampaknya tidak mungkin dengan yang di Kendal. Ini perlu penyelidikan mendalam," kata Willy.

Baca juga: Heli yang jatuh di Kendal terbakar setelah sentuh tanah

Politisi Partai NasDem ini menyebutkan, alutsista TNI AD merupakan hal penting penunjang operasi pasukan.

Oleh karena itu, dia meminta Kementerian Pertahanan dan TNI untuk benar-benar memastikan hal-hal teknis pesawat benar-benar tidak ada masalah untuk digunakan.

Selain itu, sebagai pembeli, menurut dia, Indonesia perlu menekankan pelatihan teknis dari industri pembuat yang memadai untuk sumber daya manusia yang akan menggunakannya.

Baca juga: Heli yang jatuh di Kendal ditutup terpal

"Faktor terjadinya kecelakaan bisa karena hal teknikal bisa juga karena sumber daya manusia. Kalau karena hal teknis, maka Kementerian Pertahanan atau TNI bisa saja mengajukan klaim gugatan terhadap kecelakaan yang terjadi. Kalau karena SDM yang belum menguasai teknologinya, maka ada kewajiban bagi supplier untuk melakukan pelatihan yang memadai," katanya.

Ia menambahkan, kecelakaan yang kerap terjadi terhadap Mil Mi-17V5 sudah menjadi perhatian publik. Untuk itu Kementerian Pertahanan dan TNI perlu memberi penjelasan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Baca juga: Enam orang sempat menyelamatkan diri dari heli yang jatuh di Kendal

"Masyarakat tentu sangat mencintai tentaranya, karena itu mereka juga tidak ingin tentara menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa. Kementerian Pertahanan atau TNI perlu menjelaskan hasil investigasinya, agar dukungan masyarakat terhadap TNI juga semakin membesar. Bentuknya paling minim adalah dukungan untuk mengalokasikan APBN jika memang perlu penggantian atau peremajaan,” ucapnya.

Baca juga: Helikopter jatuh di Kawasan Industri Kendal

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020