Jakarta (ANTARA) - Terberitakan bahwa pada masa pageblug Corona yang dituduh oleh Amerika Serikat berasal dari China, pemerintah Republik Rakyat China sibuk merancang Undang-Undang Obat Tradisional China.

Juga diberitakan bahwa pemerintah RRC akan mempidanakan pihak yang mencemarkan atau merendahkan obat tradisional China.

Kebanggan nasional

China telah lama memperluas penggunaan obat tradisional dalam sistem pelayanan kesehatan, mulai dari penyakit ringan hingga penyakit berat. Masyarakat China masih setia menggunakan obat tradisional bangsa mereka sendiri.

Obat tradisional China bahkan meluas hingga berbagai negara dengan populasi diaspora keturunan China. Dalam RUU juga termasuk rumah sakit pemerintah wajib menyediakan obat tradisional China dan lebih mempromosikannya di komunitas dan sekolah.

Dalam draf peraturan itu juga mengharuskan obat tradisional China dan obat produksi negara-negara Barat digunakan secara bersama-sama.

Sebelumnya, China sudah memiliki undang-undang tahun 2016 yang mensyaratkan pemerintah lokal untuk mempromosikan obat tradisional China dengan membuat peraturan daerah masing-masing. Presiden Xi Jinping mendukung penuh peraturan ini.

Ramuan China memang telah dikenal khasiatnya dan popular di ASEAN bahkan di dunia. Sekitar 25 persen produk obat dan produk kesehatan dari China diimpor ke negara-negara ASEAN.

Pada 2017 tercatat ekspor obat-obatan dan alat kesehatan dari China ke negara ASEAN mencapai angka 5,681 juta dolar AS, dan mencapai 992 juta dolar AS khusus untuk wilayah Indonesia.

Saya membaca berita tentang RUU obat tradisional China dengan perasaan ganda yaitu kagum dan iri.

Kagum

Saya kagum atas gelora semangat kebanggaan nasional bangsa China yang terbukti sedemikian bangga atas kedaulatan mahakarsa dan mahakarya peradaban bangsa mereka sendiri.

Saya kagum bahwa pemerintah China tidak menunggu pengakuan dari bangsa asing namun langsung mengakui obat tradisional China sebagai warisan mahakarya kebudayaan kesehatan bangsa China yang wajib dijunjung tinggi oleh segenap warga di dalam negeri mau pun di luar negeri Republik Rakyat China.

Di tengah gelora gelombang arus globalisasi sebagai kedok neo-imperialisme kebudayaan yang menggantikan imperialisme militer terbukti pemerintah China dengan semangat maju-tak-gentar membela kedaulatan obat tradisional China dengan bahkan merancang Undang Undang untuk melindungi obat tradisional dari pelecehan dan penistaan oleh siapa pun.

Dengan bangga pemerintah China meletakkan obat tradisional China duduk-sama-rendah-berdiri-sama-tinggi dengan obat tradisional Barat yang kerap disebut sebagai obat farmasi itu.

Saya sungguh kagum atas gelora semangat kebanggaan nasional bangsa, negara dan rakyat China yang bersatu padu maju tak gentar membela kedaulatan mahakarya peradaban kesehatan China.

Iri

Sebagai warga Indonesia, saya meyakini bahwa jamu sama sekali tidak kalah unggul ketimbang obat tradisional China berdasar fakta tak terbantahkan bahwa para tokoh nasional seperti Mulawarman, Purnawarman, Hayam Wuruk, Gajah Mada, Tribuana Tungga Dewi, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro gagah-perkasa dan sehat-walafiat pasti bukan karena minum obat tradisional China mau pun obat farmasi Barat namun pasti berkat minum jamu Indonesia.

Namun ketika mengungkap rencana menominasikan jamu untuk diakui sebagai warisan kebudayaan dunia oleh UNESCO langsung ada (tidak semua) warga Indonesia menyatakan bahwa saya akan mempermalukan bangsa Indonesia ke masyarakat dunia.

Juga ada (tidak semua) pejabat tinggi Depkes RI masa Orba menyatakan bahwa jamu membodohi rakyat Indonesia persis pernyataan kaum penjajah ketika kakek saya mendirikan perusahaan jamu pada tahun 1918 di desa Wonogori.

Sama halnya ada (tidak semua) warga Indonesia yang tidak setuju proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Maka mohon dimaafkan bahwa saya merasa iri atas gelora semangat kebanggaan nasional bangsa China yang terbukti rawe-rawe-rantas-malang-malang-putung membela kedaulatan mahakarsa dan mahakarya peradaban bangsa mereka sendiri.

Saya iri bahwa pemerintah China memposisikan obat tradisional China sebagai warisan mahakarya kebudayaan kesehatan bangsa China yang wajib dijunjung tinggi oleh segenap warga di dalam mau pun di luar negeri China.

Saya iri bahwa pemerintah RRC dengan semangat maju-tak-gentar membela kedaulatan obat tradisional China sampai merancang Undang-Undang untuk melindungi obat tradisional dari penistaan oleh siapa pun.

Saya iri pemerintah China meletakkan obat tradisional China duduk-sama-rendah-berdiri-sama-tinggi dengan obat tradisional Barat alias obat farmasi Saya iri atas gelora Semangat Kebanggaan Nasional rakyat dan pemerintah China bersatu padu menjunjung tinggi kedaulatan mahakarya peradaban kesehatan China.

Doa

Setelah selesai mengungkap perasaan iri, maka dengan penuh kerendahan hati saya bersujud demi memanjatkan doa memohon perkenan Yang Maha Kuasa menganugerahkan semangat kebanggaan nasional kepada bangsa, negara, rakyat, terutama pemerintah Indonesia demi menyadari bahwa jamu merupakan warisan peradaban kesehatan dunia mahakarya bangsa Indonesia yang wajib dihargai, dihormati, dilindungi dan dijunjung tinggi, agar jamu memperoleh posisi dan peran di dalam sistem kesehatan nasional Indonesia setara dengan obat tradisional bangsa mana pun di planet bumi ini.

Saya yakin bahwa pemerintah Indonesia tidak kalah gigih dalam membela kedaulatan kebudayaan bangsa sendiri ketimbang pemerintah China. Aamiin.
Baca juga: Kemenperin: impor obat tradisional Indonesia lebih besar dari ekspor
Baca juga: BPOM sebut e-commerce permudah peredaran obat ilegal
Baca juga: WHO peringatkan obat tradisional COVID-19 yang belum teruji
Baca juga: NTT klaim temukan obat penawar COVID-19
Baca juga: Jamu dan obat tradisional Indonesia dipamerkan di Gansu


*) Jaya Suprana adalah seniman dan budayawan, warga Indonesia yang bangga atas jamu sebagai warisan peradaban kesehatan dunia mahakarya bangsa Indonesia

Copyright © ANTARA 2020