Melalui program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera), BKKBN ingin mendorong berbagai pendekatan untuk memberdayakan ekonomi keluarga
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong sejumlah langkah untuk memberdayakan ekonomi keluarga di tengah pandemi COVID-19.

"Melalui program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera), BKKBN ingin mendorong berbagai pendekatan untuk memberdayakan ekonomi keluarga," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam konferensi pers melalui webinar dari Kantor BKKBN, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan bahwa dalam upaya tersebut, pemberdayaan ekonomi keluarga harus diawali dari penataan pola pikir untuk bisa mengelola keuangan secara baik.

"Bisa saja kita punya aplikasi. Itu adalah teknokrasi. Tetapi mental modal di balik aplikasi itu harus hebat. Untuk bisa mengelola keuangan dengan baik jangan boros. Kalau belum berprestasi jangan inginkan prestise. Walau sedikit harus investasi. Ini mental yang harus dibangun," katanya.

Kemudian, untuk dapat meningkatkan pendapatan keluarga, Hasto menekankan perlunya bagi keluarga untuk membangun produk yang dapat menciptakan peluang, selain juga perlunya memiliki jaringan yang kuat, sehingga produk yang mereka hasilkan dapat dipasarkan dengan mudah.

"Jadi harus punya produk sendiri. Kemudian harus mencintai produk lokalnya sendiri supaya kita mandiri. Dan ketiga kita harus berkelompok. Bersatu padu dalam kelompok dan harus membangun sistem jejaring (networking), didukung oleh IT. Inilah yang harus diperjuangkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga," katanya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa untuk dapat menciptakan produk tersebut, maka keluarga perlu memiliki sumber modal.

Untuk bisa memiliki sumber modal yang baik, ia menyarankan agar keluarga dapat memperolehnya dari sumber-sumber modal yang tidak mengikat peminjam dengan persyaratan yang menyulitkan, misalnya koperasi.

"Dengan koperasi kita bisa membangun sistem permodalan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kita sendiri," katanya.

"Jadi kuncinya adalah UMKM yang punya IT dengan pasar yg bagus dan punya networking yang sangat kuat. Ini adalah bagian yang sangat penting," demikian Hasto Wardoyo.

Baca juga: BKKBN tetap lakukan penyuluhan di tengah wabah COVID-19

Baca juga: BKKBN sarankan pasangan suami istri tunda kehamilan di masa pandemi

Baca juga: BKKBN antisipasi "baby boom" karena penggunaan KB menurun

Baca juga: Ikatan Bidan Indonesia Kalbar dibantu ribuan APD oleh BKKBN

Baca juga: Cegah COVID-19, BKKBN Sumsel bantu APD untuk 12.218 bidan

Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020