Pariaman, (ANTARA News) - Persediaan logistik untuk disalurkan kepada para korban gempa di Kota Pariaman, Sumatera Barat yang tersimpan di posko penangulangan bencana di kantor walikota semakin menipis.

"Persediaan logistik yang tersimpan di posko untuk disalurkan kepada para korban gempa yang membutuhkan kian menipis," kata Walikota Pariaman Mukhlis Rahman di Pariaman, Rabu.

Walikota menjelaskan, sejak satu hari setelah bencana gempa mengguncang sejumlah wilayah di Sumatera Barat pihaknya telah mendistribusikan bantuan bagi para korban gempa.

"Bantuan logistik dari para donatur banyak berdatangan, tetapi langsung kami salurkan kepada masyarakat yang membutuhkan," katanya.

Karena itu ia berharap, aliran bantuan terus berdatangan ke Kota Pariaman mengingat para korban gempa di wilayah itu masih membutuhkan bantuan.

"Kondisi kota masih lumpuh karena sebagian besar masyarakat belum melaksanakan aktivitas mareka dengan normal, jalur komunikasi, instalasi listrik dna air bersih juga belum berjalan efektif dan masih mengalami kendala," katanya.

Selain itu, banyaknya rumah yang hancur mengakibatkan masyarakat belum bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan masih berharap datangnya bantuan dari pemerintah kota maupun donatur lainnya.

"Karena itu, hingga satu bulan kedepan kami masih harus mendistribusikan bantuan logistik kepada masyarakat di Kota Pariaman," katanya.

pihaknya masih memerlukan banyak bahan makanan, selimut, obat-obatan serta kebutuhan lainnya bagi para korban gempa di kota tersebut.

Meskipun, persediaan logistik kian menipis namun menurut walikota pendistribusian bantuan kepada masyarakat selama ini cukup lancar.

Walikota menjelaskan, pihaknya belum mendapatkan laporan adanya wilayah terisolasi di Pariaman sehingga proses penyaluran bahan makanan dan kebutuhan lainnya bisa berjalan lancar melalui jalur darat.

"Berbeda dengan kondisi di Kabupaten Padang Pariaman yang cukup terisolasi karena banyak jalan terputus akibat gempa," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data sementara yang dihimpun dari pemerintah kota diketahui bahwa jumlah rumah penduduk yang mengalami kerusakan akibat gempa sebanyak 10.823 unit.

Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter(SR) mengguncang Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 sekitar pukul 17.16 WIB.

Sekitar 600 warga Sumbar telah dinyatakan tewas , namun diperkirakan masih ratusan orang lainnya juga meninggal , tapi jasad mereka masih tertimbun reruntuhan bangunan-bangunan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009