Depok (ANTARA) - Dokter Spesialis Obstetrik dan Ginekologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Allan Taufiq Rivai, Sp.OG mengatakan idealnya persiapan kesehatan suatu keluarga idealnya mulai dilakukan saat pra-pernikahan.

"Dalam era pandemi COVID-19 ini, upaya-upaya persiapan kesehatan pra-nikah dapat dijalankan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk pencegahan penularan COVID-19. Misalnya untuk sesi konseling dapat dilakukan dengan telemedicine," kata dr. Allan Taufik di Depok, Selasa.

Menurut dia, persiapan kesehatan keluarga terlambat jika baru dimulai pada masa kehamilan.

Lebih lanjut dia mengatakan persiapan tersebut idealnya sudah dimulai jauh-jauh hari sebelum pernikahan, dapat dimulai sejak masa remaja yang disebut dengan masa sebelum pembuahan atau masa prakonsepsi.

Baca juga: Dokter RSUI: Sunatan tetap bisa dilakukan saat pandemi COVID-19

Baca juga: Cek Fakta: Pasien COVID-19 di RSUI dan RS Persahabatan meningkat?


Persiapan pra-nikah meliputi persiapan fisik dan penunjang seperti pengecekan kondisi anemia, yaitu kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (pada wanita hemoglobin kurang dari 12 g/dL).

Selanjutnya pemeriksaan status gizi seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan laboratorium dan vaksinasi menjelang pernikahan sudah bisa dilakukan mulai 3 bulan sebelum pernikahan.

"Persiapan kesehatan menjelang pernikahan hendaknya dilakukan oleh calon pengantin baik pria ataupun wanita," katanya.

Sementara itu Ners Eny Dewi Pamungkas S.Kep mengatakan Keluarga Berencana (KB) mempunyai beberapa manfaat, yaitu mencegah angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi, mencegah terjadinya tindakan aborsi yang berbahaya serta memberdayakan masyarakat dan meningkatkan edukasi.

Ners lulusan Universitas Indonesia tersebut juga menyampaikan mengenai hal-hal yang perlu diketahui oleh pasangan dalam menentukan KB seperti keefektifan, cara penggunaan, cara kerja, efek samping, risiko dan manfaat dan lain-lain.

"Hal-hal tersebut harus diketahui oleh pasangan, bukan hanya satu pihak saja," ujar ners yang bertugas sebagai ners primer di poli kebidanan dan kandungan RSUI tersebut.

Terkait dengan tujuan KB, dr. Allan turut menjelaskan bahwa Pemilihan KB dapat bertujuan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau ingin berhenti memiliki keturunan.

"Tidak perlu kuatir KB akan membuat kehamilan jadi tertunda. Dapat dipilih KB dengan tingkat kembali hamil lebih cepat, bila tujuannya untuk menunda kehamilan," katanya.

Ns. I Gusti Ayu Putu Desy Rohana, M.Kep, Sp.Kep.Kom selaku Kepala Seksi Rawat Jalan RSUI menyimpulkan bahwa persiapan keluarga merupakan hal yang penting. Persiapan sebelum pernikahan dan juga KB selama pandemi bukan berarti tidak boleh hamil, namun ada baiknya dipersiapkan dengan lebih matang.

RSUI sebagai instansi layanan kesehatan mengakomodasi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam perencanaan persiapan kehamilan yang berkualitas melalui layanan konsultasi dokter kami baik secara langsung atau melalui telekonsultasi (telemedicine).

RSUI berharap kegiatan Bicara Sehat yang dilaksanakan kali ini dapat bermanfaat, berdampak positif dan meningkatkan pengetahuan masyarakat umum.

RSUI melalui tim Promosi Kesehatan akan terus berupaya menyelenggarakan kegiatan edukasi untuk masyarakat awam sebagai upaya promotif dan preventif yang sangat penting untuk mewujudkan kehidupan sehat dan sejahtera sebagai salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.*

Baca juga: Warga harus disiplin jalankan protokol kesehatan, sebut dokter RSUI

Baca juga: RSUI jelaskan pembiayaan selama normal baru bagi pasien COVID-19

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020