Jakarta (Antara) -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan kinerja ekspor produk kehutanan yang saat ini tengah mengalami tren negatif akibat mewabahnya pandemi Covid-19 hampir di seluruh dunia. Pasalnya, ekspor produk kehutanan menurun hingga minus 8.4 persen sejak bulan Mei 2020.

Sekretaris Jenderal KLHK/Plt Direktur Jenderal PHPL, Bambang Hendroyono mengatakan, pihaknya akan menerapkan sejumlah kebijakan untuk menstimulasi produktivitas industri kehutanan sehingga pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan laju ekspor produk kehutanan.

"Pengelolaan hutan produksi dilakukan dengan pendekatan landscape, kemudian analisis spasial untuk melihat area rawan karhutla, konflik tenurial, dan mengintegrasikan sektor hulu-hilir, dan pasar," ungkapnya di Jakarta, Rabu.

Untuk sektor hulu, pemerintah akan mempercepat pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan pengembangan Agroforestry di areal kerja  Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI), kemudian mewujudkan pembangunan multiusaha di areal IUPHHK, serta penyederhanaan perizinan berusaha di bidang pemanfaatan hutan produksi.

Adapun untuk sektor hilir, pemerintah akan meningkatan luas penampang produk ekspor industri Kehutanan, memperluas keberterimaan pasar dengan memperkokoh penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), serta fasilitasi sertifikasi SVLK untuk Usaha Kecil Menengah.

"Ke depan, kami menargetkan pemulihan kinerja ekspor produk industri kehutanan lebih baik lagi, yaitu meningkatkannya ke level positif secepat mungkin," kata Bambang.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo menyatakan terima kasih atas upaya pemerintah untuk mendukung pemulihan kinerja ekspor produk kehutanan Indonesia, termasuk penguatan SVLK yang tidak hanya berperan menyediakan legalitas tetapi juga memperkuat komitmen keberlanjutan usaha.

Agar lebih meningkatkan kompetivitas produk kehutanan Indonesia di pasar dunia, dirinya pun mendorong diversifikasi pengembangan diversifikasi produk kayu olahan dan penguatan SVLK di pasar global.

"Selain itu, penguatan market intelligence produk kayu olahan unggulan, pertemuan bisnis untuk produk kayu olahan unggulan, serta pemanfaatan Indonesia Timber Exchange," pungkas Bambang.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020