Saya berharap ke depannya cangkang sawit ini mampu dihilirisasi menjadi produk briket sehingga dapat memberi nilai tambah bagi hasil perkebunan sawit masyarakat
Pangkal Pinang (ANTARA) - Pelaku usaha perkebunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akan mengekspor 30.000 ton cangkang kelapa sawit ke Jepang guna mendongkrak pemulihan perekonomian masyarakat di tengah pendemi COVID-19.

"Kita terus mendorong pelaku usaha dan masyarakat untuk meningkatkan ekspor hasil pertanian, perkebunan, serta produk kerajinan khas daerah ini," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan saat rapat koordinasi rencana ekspor perdana cangkang sawit ke Jepang di Pangkal Pinang, Sabtu.

Ia mengatakan PT Budi Agri Sejahtera pada 7 Agustus tahun ini akan mengekspor perdana cangkang sawit ke Jepang di Pelabuhan Pangkalbalam, sehingga dapat menggeliatkan perekonomian masyarakat pada era adaptasi kebiasaan baru.

Baca juga: RI genjot ekspor cangkang sawit dan pelet kayu untuk biomassa Jepang

"Saya dukung langkah inovasi dan kreasi masyarakat. Semoga hasil produksi dan ekspor cangkang sawit ini berkelanjutan," ujar Gubernur Erzaldi Rosman Djohan.

Menurut dia, dalam upaya menggeliatkan perekonomian masyarakat, Pemprov Kepulauan Bangka Belitung terus mendorong hasil produksi komoditas ekspor melalui peningkatan volume ekspor, menambah mitra dagang, mendorong eksportir baru, serta menambah ragam dan komoditas baru.

Selain itu, pihaknya juga mendorong agar dilakukan langsung melalui pelabuhan yang ada di Bangka Belitung. Hal ini dilakukan agar nilai ekspor tidak berkurang, sehingga memberi dampak yang lebih besar kepada Bangka Belitung.

Baca juga: Sumbar ekspor 22.800 ton produk sawit ke China dan Jepang

"Saya berharap ke depannya cangkang sawit ini mampu dihilirisasi menjadi produk briket sehingga dapat memberi nilai tambah bagi hasil perkebunan sawit masyarakat," katanya.

Perwakilan PT Budi Agri Sejahtera, Yudhi mengatakan Jepang menginginkan pengiriman sebesar 30.000 ton cangkang sawit melalui tiga kali pengiriman per tahun, selama 5 tahun kontrak.

"Kami berharap ke depannya dapat berkelanjutan dan mendapat kuota yang lebih besar. Rencana pengiriman briket ini juga merupakan hasil produksi turunan dari cangkang sawit ini," katanya.

Baca juga: Kementan jamin kesehatan dan keamanan ekspor turunan sawit

Baca juga: APCASI nilai cangkang sawit berpeluang tambah devisa

Pewarta: Aprionis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020