New York (ANTARA) - Wall Street naik pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menambah keuntungan setelah Federal Reserve mengulangi janji untuk menggunakan "berbagai alat" guna mendukung perekonomian tetapi memperingatkan bahwa prospek "akan sangat tergantung pada perkembangan virus."

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 160,29 poin atau 0,61 persen, menjadi ditutup di 26.539,57 poin. Indeks S&P 500 bertambah 40,00 poin atau 1,24 persen, menjadi berakhir pada 3.258,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 140,85 poin atau 1,35 persen, menjadi 10.542,94 poin.

Semua 11 sektor utama S&P utama berakhir hari lebih tinggi dengan sektor energi dan keuangan keduanya meningkat lebih dua persen memimpin kenaikan.

Pada akhir pertemuan kebijakan dua hari Fed mengatakan akan mempertahankan kisaran target suku bunga sampai yakin ekonomi telah melewati pandemi virus corona dan berada di jalur untuk target pekerjaan maksimum dan stabilitas harga.

Sementara ahli strategi mengatakan mereka tidak menemukan keputusan mengejutkan setelah pertemuan itu, banyak yang menunjukkan bahwa fokus The Fed pada virus menyoroti ketidakpastian yang dihadapinya.

"The Fed menempatkan kesehatan kembali di garis depan dalam pernyataannya, yang berdampak dan bermakna, terutama ketika kita sedang menunggu perjanjian bipartisan tentang putaran kelima UU CARES. Agak tidak menyenangkan, jujur ​​saja," kata Nela Richardson, ahli strategi investasi di Edward Jones yang berbasis di St. Louis.

Tetapi Richardson mencatat "komitmen untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk membuat ekonomi berjalan kembali" dan pengakuan bahwa ekonomi telah meningkat dan "bangkit dari posisi ter bawah."

Dan dengan konfirmasi Fed tentang jalur yang sangat tidak pasti, "investor dapat merasa yakin bahwa stimulus moneter akan tetap akomodatif untuk masa mendatang," kata Shawn Snyder, kepala strategi investasi di Citi Personal Wealth Management.

Indeks utama Wall Street sudah lebih tinggi sebelum pernyataan the Fed karena investor mengantisipasi laporan laba yang akan dirilis Kamis waktu setempat dari Amazon.com Inc, Facebook Inc, Apple Inc dan induks perusahaan Google Alphabet.

Perusahaan-perusahaan ini adalah salah satu dorongan terbesar untuk Nasdaq bahkan ketika kepala eksekutif dari keempat perusahaan juga menghadapi pukulan keras dari anggota parlemen pada sidang kongres tentang masalah antimonopoli.

"Anda akan sering melihat kenaikan dalam saham-saham itu menjelang laporan laba dan jika mereka mengecewakan maka mereka (investor) cenderung menjual," kata Citi Snyder.

Investor juga fokus pada negosiasi kontroversial di Washington tentang apa yang harus masuk ke dalam rencana bantuan virus corona pemerintah berikutnya.

Dari perusahaan-perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil keuangannya, 79,1 persen telah melampaui ekspektasi laba triwulanan yang rendah, menurut data Refinitiv IBES.

Saham Boeing Co tergelincir setelah memangkas produksi jet bermesin ganda terbesar dan melaporkan kerugian lebih besar dari yang diperkirakan karena kejatuhan akibat pandemi.

Data terbaru menunjukkan kemungkinan perlambatan dalam bisnis dan perekrutan karena beberapa negara bagian AS memberlakukan kembali pembatasan setelah lonjakan infeksi COVID-19, sementara kematian di negara itu yang disebabkan penyakit tersebut melampaui 150.000 pada Rabu (29/7).

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020