Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan soal tingginya tingkat kematian tenaga kesehatan (nakes) karena COVID-19 di Tanah Air.

"Terkait dengan tenaga kesehatan ini banyak yang gugur dalam melawan COVID-19, pemerintah tidak memiliki toleransi terhadap kondisi ini dan kami berusaha keras untuk mencegah terjadinya korban yang lebih banyak lagi," kata Wiku di kantor Presiden di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Satu tenaga kesehatan sedang hamil di Kudus meninggal akibat COVID-19

Sebelumnya Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut Indonesia menempati peringkat ketiga tertinggi di dunia dengan persentase kematian 2,4 persen dari total 89 kematian nakes akibat COVID-19 per 13 Juli 2020 yang dihimpun "Pandemic Talks".

Data yang dihimpun Pandemic Talks itu bersumber dari Worldometer.info, Amnesty International hingga Worldbank per 13 Juli 2020.

"Kami turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga dan rekan sejawat tenaga kesehatan yang ditinggalkan," kata Wiku.

Berdasarkan data "Pandemic Talks" secara riil jumlah kematian nakes di negeri ini hanya ada di urutan 10 besar dunia.

Indonesia berturut-turut berada di bawah Rusia (545 kematian), Inggris (540 kematian), Amerika Serikat (507 kematian), Brazil (351 kematian), Mexico (248 kematian), Italia (188 kematian), Mesir (111 kematian), dan Iran (91 kematian).

Baca juga: Menko PMK prihatin angka fatalitas tenaga kesehatan Jatim tertinggi

Sedangkan hingga 1 Agustus lalu, IAKMI mencatat jumlah kematian nakes akibat COVID-19 bertambah 153 kasus dengan rincian 73 kasus kematian dokter, disusul perawat (55 kematian), dan lainnya.

"Perlu diketahui Indonesia memiliki ketimpangan rasio tenaga kesehatan, maka dari itu sejak awal penanganan COVID-19 kami sangat menitikberatkan perlindungan tenaga kesehatan sebagai prioritas utama. Adapun langkah mitigasi yang kami lakukan, yaitu memastikan tenaga kesehatan mendapatkan akses dan proteksi alat pelindung diri yang sesuai standar tertinggi internasional," papar Wiku.

Menurut Wiku, Indonesia telah memiliki alat pelindung diri (APD) buatan lokal dengan nama Ina United yang telah lolos dengan standar internasional tertinggi, yaitu ISO 1660.

"Kami terus mendorong agar seluruh tenaga kesehatan di Indonesia bisa mendapatkan APD yang berstandar dan rekan-rekan tenaga kesehatan di Ingatkan untuk menggunakan dan melepaskan APD sesuai prosedur dalam penanganan pasien COVID-19," tambah Wiku.

Baca juga: Pulang dari Surabaya, tenaga kesehatan RSUD Kepri positif COVID-19

Baca juga: 19 tenaga kesehatan di RSUD 45 Kuningan positif COVID-19


Wiku mengingatkan kepada setiap rumah sakit untuk memberikan perlindungan penuh pada para tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19.

"Berupa pembatasan jam kerja agar tidak kelelahan yang dapat berakibat pada penurunan imunitas," ungkap Wiku.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020