Informasi sebaran titik panas itu merupakan indikator awal kebakaran lahan, serta dapat dimanfaatkan dalam deteksi area terbakar
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pada Selasa, (11/8) 2020 pukul 08.00 WITA, terdeteksi sebanyak tujuh titik panas (hotspot) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Sebaran titik panas ini berdasarkan analisis peta sebaran titik panas dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP dan NOAA20 oleh LAPAN," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi kepada ANTARA di Kupang, Selasa.

Titik panas yang tersebar di lima kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu, katanya, terpantau di Kabupaten Sumba Timur sebanyak dua titik yakni di Kecamatan Peribewai dan Lewa.

Di Kabupaten Sumba Barat dua titik yakni di Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Tengah satu titik yakni di Kecamatan Katikutana, Manggarai Timur dan Kupang masing-masing satu titik.
 
Menurut dia, informasi sebaran titik panas itu merupakan indikator awal kebakaran lahan, serta dapat dimanfaatkan dalam deteksi area terbakar.

Kepada masyarakat di wilayah itu diimbau untuk tidak membakar lahan agar tidak terjadi kebakaran yang tidak dapat dikendalikan, demikian  Agung Sudiono Abadi.

Baca juga: Lapan deteksi 103 titik panas di NTT

Baca juga: BMKG: Titik panas di NTT-Lampung bukan karena karhutla

Baca juga: Kekeringan picu titik panas di NTT

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020