Saya kemarin sempat ke Malang, dan bertanya ke beberapa pelaku hotel. Mereka menjelaskan sudah mulai tumbuh okupansinya sekitar 70 persen. Hal ini sangat bagus bagi pertumbuhan pariwisata di Jatim.
Surabaya (ANTARA) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Sinarto mengatakan okupansi atau tingkat keterisian sejumlah hotel di wilayah setempat mulai tumbuh lebih baik saat ini, dibanding bulan-bulan sebelumnya, seperti di Malang yang mencapai 70 persen.

"Saya kemarin sempat ke Malang, dan bertanya ke beberapa pelaku hotel. Mereka menjelaskan sudah mulai tumbuh okupansinya sekitar 70 persen. Hal ini sangat bagus bagi pertumbuhan pariwisata di Jatim," kata Sinarto di Surabaya, Jumat.

Baca juga: PHRI Kalbar: Industri perhotelan mulai bangkit meski masih lambat

Ia mengatakan meski sudah mulai tumbuh positif, sejumlah pelaku perhotelan tetap menerapkan protokol kesehatan sangat ketat, seperti penyediaan tempat cuci tangan, penyanitasi tangan, deteksi suhu, dan masker.

"Ketika saya turun dari mobil, petunjuknya sudah terlihat jelas harus bagaimana, bahkan makan juga banyak yang dikirim ke kamar. Artinya, semua harus dilayani secara baik dengan mengacu protokol kesehatan," kata Sinarto.

Sunarto sangat bersyukur sektor perhotelan mulai tumbuh, sebab hal ini akan mendorong sektor lainnya, dan menggerakkan ekonomi Jawa Timur.

Baca juga: Kemenparekraf pastikan hotel-restoran terapkan protokol kesehatan

Sementara itu untuk Pemprov Jatim, Sunarto mengaku telah melakukan sejumlah upaya dalam membangkitkan ekonomi, sehingga diharapkan kinerja sektor wisata di triwulan III akan tumbuh sebesar 20 persen .

"Terlebih kemarin Bu Khofifah juga telah memberikan bantuan alat kesehatan untuk persiapan pembukaan kembali 470 desa wisata di Jatim, hal ini akan mendorong lainnya," kata dia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan mengakui bahwa Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur mulai tercatat naik, khususnya pada Juni 2020 atau mencapai 22,87 persen, naik 6,81 poin dibandingkan Mei 2020.

"TPK hotel bintang dua sebesar 29,63 persen merupakan TPK tertinggi dibandingkan TPK hotel berbintang lainnya," kata Dadang kepada wartawan.

Baca juga: Pelaku bisnis perhotelan Jakarta optimis tingkat hunian naik 40 persen

Namun untuk rata-rata lama menginap tamu (RLMT) asing di hotel berbintang selama Juni 2020 mencapai 3,52 hari, atau masih turun 1,72 poin dibandingkan Mei 2020 yang mencapai 5,24 hari.

"Artinya tamu asing tidak terlalu lama menginap di hotel Jatim. Dan untuk RLMT keseluruhan pada Juni 2020 sebesar 2,00 hari atau naik 0,25 poin jika dibandingkan dengan Mei 2020 yang mencapai 1,75 hari," katanya

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020