Kami siap membantu jika ada permasalahan yang harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Kami akan membantu lewat rakor dengan pemangku kepentingan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi mendukung realisasi pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah dan siap membantu mengkoordinasikan solusi atas hambatan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan tersebut.

"Kami siap membantu jika ada permasalahan yang harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Kami akan membantu lewat rakor dengan pemangku kepentingan," kata Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi Ayodhia GL Kalake dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Termasuk,  lanjut dia, soal pertanyaan investor terkait insentif dan penerapan pajak di kawasan industri tersebut.  Ayodhia mengatakan keberadaan KIT Batang menjadi salah satu benchmark untuk menarik investasi, sehingga pemerintah memberi perhatian khusus.

Baca juga: Demi tarik investor, pemerintah bakal gratiskan sewa lahan KIT Batang

Sementara itu Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas Kemenko Maritm dan Investasi Rusli Rahim menekankan perlunya kesesuaian tata ruang, aksesibilitas, utilitas dan keterpaduan dengan sektor lain. Menurut dia, dari sisi aksesibilitas, lokasi KIT Batang sudah bagus karena dilalui jalan tol dan kereta api, serta ada rencana pembangunan dryport.

Ada pun Asisten Deputi Industri Pendukung Infrastruktur Kemenko Maritim dan Investasi Yohannes Yudi Prabangkara menyatakan perlunya konsep keterintegrasian antar-KIT Batang dengan infrastruktur lain. Saat ini, kata dia, masih dibahas mengenai pasokan listrik untuk kawasan industri itu.

Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kemenko Maritim dan Investasi Djoko Hartoyo menambahkan usulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah agar KIT Batang dapat dijadikan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) telah ditindaklanjuti.

Baca juga: BKPM: kawasan industri Batang kejar target pembangunan tarik investor

"Draf usulan tersebut sudah dalam proses di Sekretariat Negara. Dari segi pengembangan wilayah, Batang akan sangat bagus karena di bagian selatan merupakan dataran tinggi yang sejuk dengan view pegunungan dan perkebunan sebagai daya tarik wisata alam," ungkapnya.

Sejak dicanangkan Juni lalu, total lahan KIT seluas 4.300 hektare akan dibagi dalam beberapa klaster. Pengerjaan Klaster 1 seluas 3.100 hektare sudah dimulai pada tahun 2020, sementara pembangunan infrastruktur Klaster 2 seluas 800 hektare, dan klaster 3 seluas 400 hektare rencananya dilakukan pada tahun 2021.

Pada awal Desember tahun ini, akses jalan ditargetkan sudah mencapai 70 persen, kemudian sisanya akan dirampungkan pada Maret tahun 2021.

Baca juga: BKPM: Perusahaan Korea Selatan berencana relokasi investasi ke Batang

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020