Pekanbaru (ANTARA) - Semburat cahaya kemerahan keluar menyelinap menembus celah-celah dedaunan saat mentari mulai beranjak keluar dari peraduannya di ufuk timur.

Dedaunan dari hamparan hijau pepohonan sawit itu begitu rapi membentuk barisan. Seketika udara segar menyeruak dalam harmoni, menyatu dengan syahdunya pagi.

Beberapa saat kemudian, sejumlah pria berkemeja dengan kepala tertutup helm keselamatan tampak mulai beraktivitas. Berbekal gadget smartphone, mereka mendata satu persatu tanaman bernama latin Elaeis guineensis tersebut.

Mereka adalah para karyawan PT Perkebunan Nusantara V, perusahaan agribisnis dan agroindustri milik negara yang bergerak di sektor perkebunan sawit serta karet terbesar di Provinsi Riau.

Dengan cekatan, karyawan yang mayoritas berusia muda itu mengambil dan mencatat setiap jengkal tanaman sawit yang mulai berbuah. Data yang didapat lantas dikumpulkan dan dianalisa untuk dijadikan landasan dalam mengambil keputusan. Mereka menyebutnya Block Score Card (BSC).

Sementara karyawan mengumpulkan data fenotipe, sebuah pesawat tanpa awak pun mengudara. Pesawat tanpa awak atau drone itu merupakan salah satu pemanfaatan teknologi terbaru oleh perusahaan yang berdiri sejak 1996 tersebut.

Kombinasi data dari tim darat berikut pencitraan drone melalui skema pemetaan geospasial kembali dianalisa dengan tujuan menghasilkan keputusan tepat dan meningkatkan produktivitas.

Di bagian lainnya, riuh rendah suara aktivitas pabrik kelapa sawit terdengar sayup-sayup memasuki medio September 2020 ini.

Karyawan di masing-masing stasiun hilir mudik menyaksikan indikator mesin-mesin yang tengah bekerja. Beberapa truk berisi buah sawit juga terus bergantian menurunkan tandan buah sawit di lapangan sortasi, sementara truk lainnya memuat CPO hasil produksi.

Baca juga: PTPN IV bersiap jual teh secara ritel

Baca juga: Gus Ipul ajukan pengunduran diri Komut PTPN III karena maju Pilkada



Terpantau

Seluruh aktivitas itu terekam rapi dalam paparan data di kantor pusat PTPN V, Jalan Rambutan, Kota Pekanbaru, Riau.

Di salah satu sudut ruangan, terpajang kombinasi LED yang secara seketika (real time) memaparkan seluruh informasi aktivitas perusahaan yang menyebar di seluruh wilayah operasi di Provinsi Riau. Tidak hanya produksi, bahkan transportasi pengiriman produk jadi korporasi pun, terpantau dari waktu ke waktu.

PTPN V menyadari pentingnya pendekatan teknologi dalam mengelola hamparan perkebunan sawit dan karet perusahaan yang mencapai 89.000 hektare lebih tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan yang kini menjadi bagian dari holding perkebunan di bawah naungan PTPN III turut berkomitmen meningkatkan produktivitas sawit dan kesejahteraan petani mitra yang luasnya mencapai lebih dari 74.500 hektare.

Strategi dalam melaksanakan transformasi digital secara sistematis, bertahap dan konsisten melalui penerapan precision farming dan digitalisasi pun dilakukan.

Chief executive officer (CEO) PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, di era industri 4.0 yang sarat kompetisi mengharuskan perusahaan yang ia pimpin terus meningkatkan kompetensi.

Dengan sentuhan platform teknologi informasi, diharapkan mampu melacak, memantau, mengotomatisasi dan menganalisis operasional perusahaan secara menyeluruh.

Dengan begitu, ia mengatakan tujuan utama berupa peningkatan produktivitas serta pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien melalui kualitas keputusan yang akurat, tertakar dan terukur dapat diwujudkan.

Baca juga: Selesaikan sengketa tanah, Wamen ATR kunjungi PTPN II

Baca juga: Sumut provinsi terbanyak sengketa tanah, Wamen: Perlu transparansi



Tentang manusia

Jatmiko menyadari, terdapat perbedaan strategi dalam penerapan digitalisasi agroindustri. Terutama di perusahaan perkebunan negara yang pondasi awalnya berupa padat karya. Namun, dia meyakini bahwa perkebunan, sejatinya berbicara soal manusia, bukan tanaman, iklim ataupun lahan.

"Perkebunan adalah manusia, bukan tanaman, bukan lahan ataupun iklim. Melakukan transformasi digital di perkebunan lebih dari sekedar penggunaan teknologi. Tapi adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kapasitas manusia dan mengubah budaya perusahaan," ujar Jatmiko.

Ia menuturkan, peran PTPN V sebagai katalisator ekonomi seperti yang diamanahkan oleh pemegang saham juga mendapat perhatian serius dalam implementasi transformasi digital. Pria berkacamata tersebut menjelaskan PTPN V tetap berkomitmen untuk terus tumbuh positif, termasuk bersama masyarakat, mitra dan pihak terkait.

"Selain implementasi precision farming untuk lahan PTPN V, para petani yang menjadi mitra juga menikmati layanan geospasial dan precision farming PTPN V. Harapannya, PTPN V dapat bertumbuh bersama masyarakat, mitra, dan seluruh stakeholder demi mewujudkan kesejahteraan bersama menuju Indonesia Unggul. Digital Technology for Beyond Operating Excellence," urainya.

Baca juga: PTPN pastikan tidak rampas hak rakyat dalam konflik sengketa lahan


Penghargaan ITech 2020

Penerapan teknologi ke tengah perkebunan sawit mengantarkan torehan manis bagi perusahaan yang telah berusia 24 tahun tersebut.

Baru-baru ini, PTPN V berhasil menyabet dua penghargaan prestisius dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) pada penyelenggaraan ITech 2020.

Penghargaan yang disampaikan dan diserahkan langsung secara virtual oleh Menteri Ristek-Kepala BRIN, Profesor Bambang PS Brodjonegoro tersebut adalah Top CEO (Chief Executive Officer) in Digital Transformation for Agro Palm Oil Industri 2020. Penghargaan pertama itu dikhususkan kepada CEO PTPN V Jatmiko K Santosa.

Selain itu, PTPN V juga berhasil unggul hingga meraih penghargaan kedua yakni Top Digital Service on Intelligent Data Center For Agro-Palm Oil Industri 2020.

Penghargaan itu merupakan pengakuan dari ITech yang menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan kolaborasi bareng Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kemenristek/BRIN, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

PTPN V saat ini memproduksi Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM) yang merupakan produk dari komoditas kelapa sawit. Sementara pada komoditas tanaman Karet, PTPN V juga memproduksi Standard Indonesian Rubber (SIR) 10 dan 20.

Produk PTPN V menembus pasar ekspor melalui dukungan penerapan sistem manajemen budidaya perkebunan lestari.

Sejumlah sertifikasi mulai dari Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO, Roundtable Sustainable Palm Oil/RSPO, International Sustainable Carbon Certificate/ISCC, ISO 9001 Sistem Manejemen Mutu, ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan, OHSAS, Proper dan sertifikasi lain diraih PTPN V.

Perusahaan terus berusaha mewujudkan agroindustri yang berlandaskan pada triple bottom line, People-Planet-Profit.*

Baca juga: Tembus ritel lokal, PTPN Grup keluarkan enam merek gula

Baca juga: Mantan Direktur Pemasaran PTPN III dieksekusi ke Lapas Surabaya

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020