Desa Banuroja adalah singkatan dari Bali, Nusa Tenggara, Gorontalo, dan Jawa, merupakan satu hal yang luar biasa. Betul-betul mengidentifikasi diri sebagai orang Indonesia. Saya bangga dan terharu karena beginilah Indonesia yang kita harapkan di masa
Gorontalo (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mendeklarasikan Forum Pemuka Masyarakat Cinta Desa (FORPEACE) di Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Sabtu.

"Desa Banuroja adalah singkatan dari Bali, Nusa Tenggara, Gorontalo, dan Jawa, merupakan satu hal yang luar biasa. Betul-betul mengidentifikasi diri sebagai orang Indonesia. Saya bangga dan terharu karena beginilah Indonesia yang kita harapkan di masa-masa yang akan datang. Indonesia yang damai, penuh toleransi, saling menghargai," katanya pada kegiatan itu.

Ia menjelaskan, sebagai upaya untuk mencapai target pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), dirinya akan membawa kelebihan yang dimiliki oleh Desa Banuroja untuk ditiru oleh desa-desa lain di Indonesia.

Mendes berharap dengan model pembangunan desa yang mengedepankan nilai-nilai luhur dan kekompakan, target SDGs akan terlampaui pada tahun 2030 dengan indikator desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa yang peduli pendidikan dan lingkungan, serta desa yang memberi peran yang lebih maksimal kepada perempuan.

"Saya akan membawa Desa Banuroja dan desa-desa seperti ini mendunia. Kita akan bawa Desa Banuroja ini ke desa-desa lain di Indonesia sebagai model pembangunan desa. Maka saya yakin pada tahun 2030 Indonesia akan melampaui seluruh SDGs atau pembangunan berkelanjutan level global dibanding negara-negara lain," kata Abdul Halim Iskandar .

Sementara itu Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengatakan FORPEACE merupakan salah satu bentuk inovasi dalam pembangunan desa.

Ia berharap FORPEACE bisa diimplementasikan oleh seluruh pemuka masyarakat desa di Provinsi Gorontalo untuk mampu menyatukan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak berdasarkan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Negera kita majemuk, sehingga itu perlu disatukan. Seperti halnya di Desa Banuroja ini, meski warganya berasal dari multi etnis dan agama, tetapi Banuroja adalah desa yang paling aman dan tentram," katanya.

Sejumlah pihak yang hadir pada deklarasi FORPEACE yakni Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar, Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono, Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga, Rektor Universitas Negeri Gorontalo Eduart Wolok, Forkopimda Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato, serta sejumlah tamu undangan lainnya.

Pada kegiatan itu juga ditandatangani prasasti FORPEACE, prasasti Desa Damai Berkeadilan, serta prasasti Desa Banuroja sebagai Desa Pancasila.

Baca juga: Wapres luncurkan desa inovasi, salah satunya ada di Gorontalo

Baca juga: Kedatangan Menteri Desa di Gorontalo disambut adat Mopotilolo

Baca juga: Bupati Gorontalo minta Dana Desa digunakan untuk rakyat

Baca juga: Kemendes kembangkan transmigrasi nelayan di Gorontalo

Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020