Bandarlampung (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Kelas 1 A Bandarlampung mencatat nilai ekspor komoditas pertanian di Provinsi Lampung naik 6,7 persen menjadi Rp9,5 triliun pada Desember 2020 dari periode sama tahun 2019 sebesar Rp8,9 triliun.

"Berdasarkan catatan sistem informasi karantina (IQFAST)  ekspor komoditas pertanian asal Lampung terus meningkat," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 A Bandarlampung, M. Jumadh, di Bandarlampung, Kamis.

Sektor perkebunan tercatat sebagai komoditas ekspor yang cukup penting di provinsi ini dan juga menjadi andalan ekspor Indonesia seiring meningkatnya permintaan di pasar global.

"Beberapa komoditas perkebunan asal Lampung yang menunjukkan kontribusi penting antara lain kopi, lada, cengkeh, serabut kelapa, santan kelapa dan minyak sawit," kata dia.

Khusus untuk komoditas kopi dan lada, setidaknya terdapat sepuluh negara yang menjadi pelanggan barang-barang ini di antaranya yakni, Malaysia, Rusia, India, Georgia, Italia, Marocco, Singapura, Canada, India dan Hongkong.

"Untuk kopi, Lampung merupakan pemasok kopi terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi 100 ribu hingga 200 ribu ton pertahun dengan luas kebun 163.837 hektare," katanya.

Bahkan, berdasarkan IQFAST Karantina Pertanian Kelas I A Bandarlampung, baru-baru ini Lampung telah melepas ekspor kopi sebanyak 1.353 ton atau senilai Rp30,7 miliar dan komoditas lainnya yakni lada biji 66.5 ton dengan nilai Rp2,5 miliar.

Ke depan ekspor komoditas pertanian diharapkan meningkat tidak hanya pada sektor perkebunan namun juga sektor lain seperti hortikultura, tanaman pangan dan peternakan.

Untuk meningkatkan ekspor komoditas di hasil pertanian atau perkebunan lainnya Kementerian Pertanian telah membangun sebuah yang salah satunya melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) dengan cara membentuk 1.000 desa binaan untuk menggenjot ekspor dari desa.

"Kami terus melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada para kelompok tani di Lampung mulai dari pengolahan usai panen hingga fasilitasi ekspor ke negara tujuan serta membimbing para petani dan usaha kecil menengah (UKM) agar juga dapat melakukan ekspor produknya sendiri," kata dia.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Edi Yanto mengatakan bahwa keberhasilan provinsi ini dapat memenuhi pasar ekspor khususnya di dua komoditas dalam masa pandemi COVID-19 karena di sini merupakan daerah perkebunan nasional khususnya kopi dan lada.

"Dengan melepas ekspor dua komoditas, berarti meski sedang dalam masa pandemi COVID-19, ekonomi di Lampung masih tetap berjalan dan ke depan ekspor ini akan terus  tingkatkan dibarengi dengan komoditas lainnya," katanya.
Baca juga: Neraca perdagangan luar negeri Lampung surplus
Baca juga: Permintaan ekspor tinggi, cabai jamu Lampung makin diminati
Baca juga: Karantina Pertanian fasilitasi Manggis Saburai masuk pasar ekspor

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020