Harus dipertimbangkan secara matang, jangan sampai kita salah membuat keputusan
Samarinda (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi mengharapkan Pemerintah Pusat mengkaji ulang rencana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka di sekolah pada tahun 2021 dengan meningkatkan kasus COVID-19 di sejumlah daerah.

Menurut Hadi Mulyadi di Samarinda, Jumat, perkembangan kasus COVID-19 di Kaltim masih dalam katagori tinggi, saat ini kasus aktif COVID-19 di Kaltim sudah mencapai 21.964 kasus.

Baca juga: Siap-siap untuk sekolah tatap muka

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat per tanggal 1 Desember 2020 update kasus COVID-19 di Kaltim dalam angka 19.747 kasus.

"Dalam hitungan kurang dari dua pekan, ada penambahan sebanyak 2.217 kasus aktif COVID-19, tentunya kondisi ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Pusat," beber Hadi Mulyadi.

Baca juga: PGRI sebut siswa ingin sekolah karena belajar daring kurang maksimal

Ia mengatakan arahan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melonggarkan kegiatan sekolah, karena pada saat itu kasus COVID-19 secara nasional dalam kondisi melandai.

Selain itu, lanjut Hadi Mulyadi dalam arahannya Pemerintah Pusat juga menyerahkan kebijakan tersebut kepada masing- masing daerah sesuai kondisi terbaru.

Baca juga: PGRI Jakarta sebut orang tua setuju belajar tatap muka

"Bahkan spesifik diserahkan ke sekolah masing-masing untuk dilakukan analisis yang pas. Tapi, kalau tidak bisa, ya jangan memaksakan," kata Hadi Mulyadi.

Oleh sebab itu, dalam situasi terkini di Kaltim yang belum memungkinkan, sehingga pihaknya meminta Dinas Pendidikan setempat untuk berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 di daerah.

"Harus dipertimbangkan secara matang, jangan sampai kita salah membuat keputusan," pesan Hadi Mulyadi.

Update perkembangan COVID-19 Kaltim, Jumat per 11 Desember 2020, suspek total 11.719 kasus (tambah 69 kasus), total konfirmasi positif 21.964 kasus (tambah 213 kasus), discarded/suspek negatif 114.520 kasus (tambah 628 kasus).

Kasus probable 28 kasus dan proses 697 kasus, sembuh 18.653 kasus (tambah 137 kasus), meninggal 631 kasus dan dirawat 2.680 kasus.*1***

Pewarta: Arumanto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020