Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mattalitti meminta 14 provinsi yang mengklaim siap menerapkan pembelajaran tatap muka untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus COVID-19.

"Jangan sampai belajar tatap muka menjadi kluster baru penyebaran COVID-19. Lakukan persiapan dengan sematang mungkin dan wajib menerapkan protokol kesehatan," kata LaNyalla usai sidang paripurna ke-7 DPD RI, Selasa.

Ke-14 Provinsi yang disebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap belajar tatap muka adalah Jawa Barat, Yogyakarta, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Barat.

LaNyalla berharap proses pembelajaran tatap muka di masing-masing provinsi tersebut dipersiapkan secara matang.

Senator asal Jawa Timur itu berharap pihak terkait bisa mengkaji terlebih dahulu model pembelajaran yang akan dilakukan saat tatap muka nanti.

"Pengaturan waktu (timing)-nya harus tepat. Selain itu, metode pembelajarannya juga harus dipersiapkan dengan matang. Jadi para siswa, orang tua, dan juga guru tetap terjaga kesehatannya," kata LaNyalla.

Tidak hanya itu, LaNyalla juga meminta proses belajar tatap muka tidak menjadi kontradiktif dengan upaya pemerintah yang sedang mempersiapkan vaksin.

"Saat ini pemerintah sudah mendistribusikan vaksin COVID-19 ke daerah. Artinya, ada upaya serius dari pemerintah untuk memutus mata rantai virus corona ini. Dan tentunya hal ini harus sama-sama kita dukung," ujar dia.

LaNyalla mengaku siap mendukung proses belajar tatap muka jika keamanan terjaga.

"Tapi ya itu, keamanan (safety) harus diutamakan. Dan pihak sekolah dan pihak terkait juga harus tegas jika kondisi sudah tidak memungkinkan," kata dia.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021