Jakarta (ANTARA) - Petani cabai Banyuasin, Sumatera Selatan, Suprayetno (52 tahun) mengaku terbantu program pemberdayaan pertanian dari Yayasan Baitul Maal BRI sehingga menutupi kerugian gagal panen.

“Udah tiga tahun berturut-turut saya gagal panen cabe sehingga rugi cukup besar,” kata Suprayetno kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan sebelumnya berprofesi sebagai pedagang dan petani cabai biasa yang sebatas mencukupi kebutuhan keseharian. Bahkan seringkali kekurangan sehingga meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan dan tambahan modal usahanya.

Baca juga: BRI salurkan bantuan produktif usaha mikro hingga Januari 2021

Supayetno kini bergabung dengan Program Keterampilan Usaha Rakyat (PKUR) Cabai Merah Kecamatan Talang Kelapa.

Ia mengaku dulu mengalami gagal panen dengan kerugian yang cukup besar akibat penyakit jamur (patek) menyerang tanamannya.

Tetapi, kata dia, setelah ada pendampingan program PKUR dan ahli pertanian membuat hasil pertanian semakin produktif.

Suprayetno memanen cabai pertamanya sebanyak 700 kg. Total keuntungan yang didapat pada panen perdana ini sekitar Rp21,29 juta.

“Keberhasilan panen ini juga tidak terlepas dari gotong royong antar anggota kelompok dalam berbagi ilmu dan saling membantu,” katanya.

Baca juga: BRI pastikan tetap beroperasi di Majene-Mamuju pascagempa
Baca juga: BRI lakukan strategi tepat bantu UMKM selama masa pandemi

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021