Palu (ANTARA) - Awal 2021 ini telah terjadi berbagai peristiwa mulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang menelan banyak korban jiwa hingga gempa bumi dan bencana alam banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah di Tanah Air.

Masih belum hilang dari ingatan bersama soal kecelakaan pesawat, pekan lalu semua dikejutkan dengan gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Majene dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Sulbar sendiri merupakan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang pada 28 September 2018 diporak-porandakan gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4.

Meski dampak gempa yang terjadi di beberapa wilayah di Sulbar tidak separah dibandingkan Kota Palu, Donggala, dan Kabupaten Sigi dengan menelan korban jiwa mencapai ribuan orang dan kerusakan bangunan rumah, infrastruktur dan lainnya cukup besar dengan kerugian yang juga sangat besar, namun gempa di Sulbar telah menelan korban jiwa yang hingga kini sudah mencapai puluhan orang.

Juga terjadi kerusakan bangunan rumah dan perkantoran, jalan, fasilitas pendidikan, kesehatan, listrik, telekomunikasi dan infrastruktur lainnya.

Yang jelas, musibah gempa bumi, jatuhnya pesawat dan banjir serta tanah longsor yang terjadi di pada periode Januari 2021 ini membuat semua pihak terkejut dan mulai bertanya-tanya setelah ini apalagi yang akan terjadi?.

Namun, jika direnungkan semua peristiwa yang terjadi sampai pada pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir ini, membuat manusia segera sadar dengan lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa (Allah) pencipta langit, bumi dan semua isinya.

Khusus bencana gempa bumi di Sulbar yang mengundang banyak perhatian di dalam maupun luar negeri tersebut, telah menyadarkan semua untuk ikut prihatin dan empati menyalurkan bantuan kemanusiaan terhadap korban.

Baca juga: Kemensos dirikan tenda pengungsian di Stadion Manakarra Mamuju

Baca juga: Unhas salurkan satu ton bakso dan ayam palekko ke Sulbar


Solidaritas

Berbagai bantuan baik dalam bentuk barang (sembako dan kebutuhan lainnya) maupun dana sebagai bentuk dari rasa kepedulian dan solidaritas sesama anak bangsa sejak hari pertama gempa di Sulbar langsung disalurkan.

Pemerintah dalam hal ini kantor-kantor maupun kalangan organisasi masyarakat, mahasiswa, pelajar,partai politik, BUMN, relawan bencana alam sampai kepada kalangan organisasi agama dalam waktu cepat menyalurkan bantuan ke lokasi bencana gempa di Provinsi Sulbar.

Semua dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan rasa solidaritas tinggi sebagai anak bangsa dan juga sebagai makhluk sosial yang memang wajib untuk saling tolong menolong satu sama lainnya ketika musibah terjadi.

Pascagempa bumi di Sulbar, setiap perempatan jalan di Palu, Ibu Kota Provionsi Sulteng, dan kota-kota lainnya di sekitar Palu seperti di Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong terlihat para relawan kemanusiaan, kalangan mahasiswa, pelajar, organisasi masyarakat, pramuka, relawan PMI, kalangan remaja masjid, organisasi gerakan mahasiswa Indonesia dan pemuda lintas agama turun ke jalan-jalan dalam rangka menggalang dana.

Penggalangan dana dari masyarakat tersebut, semuanya akan disalurkan guna meringankan beban dan penderitaan para korban gempa yang ada di Sulbar.

Mereka turun ke jalan mulai pagi hari sampai malam hari sekitar pukul 22.00WITA hanya untuk membantu saudara-saudara yang terkena musibah gempa bumi di Sulbar.

Seperti yang diungkapkan Leni, salah seorang mahasiswa di Kota Palu. Mahasiswi semeter enam pada salah satu perguruan tinggi swasta di Ibu Kota Provinsi Sulteng itu mengemukakan mereka sudah beberapa hari ini turun ke jalan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat.

"Saya bersama-sama dengan teman-teman kampus saban hari berjibaku di perempatan jalan untuk menggalang dana kemanusiaan korban gempa di Sulbar," katanya.

Hal senada juga disampaikan Sarifudin, salah seorang anggota gojek di Palu. Ia juga mengaku ikut turun ke jalan menggalang dana untuk korban gempa di Sulbar.

Setiap hari, kata dia, ratusan gojek turun ke jalan menggumpulkan dana dari setiap pengendara sepeda motor dan mobil yang melintas atau berhenti di perempatan jalan.

Baca juga: Komunitas TDA Palu kirim logistik bantu korban gempa Mamuju-Majene

Baca juga: BNPB: Gubernur Sulbar tetapkan status tanggap darurat pascagempa


Tetangga dan senasib

Dia menuturkan, semua perempatan jalan yang ada di Kota Palu setiap hari dipadati berbagai elemen masyarakat dari kalangan mahasiswa, pelajar, organisasi masyarakat, pemuda, wanita dan relawan kemanusiaan untuk menggalang dana.

Bagaimana pun, apa yang dihadapi dan dialami oleh masyarakat di Sulbar adalah musibah dan duka ersama. Mereka juga adalah saudara-saudara yang perlu diperhatikan dan dibantu, kata Sarifudin.

Gereja-gereja di Palu, Sulawesi Tengah mengumpulkan dana untuk selanjutnya akan disalurkan kepada korban gempa bumi di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Seperti yang dilakukan gereja sidang jemaat Allah, salah satu gereja terletak di bilangan Jalan Manimbaya, Kecamatan Palu Selatan pada saat pelaksanaan ibadah raya hari Ahad.

Usai mendapat siraman rohani dari hamba Tuhan, selanjutnya jemaat diminta untuk menghimpun dana sosial yang akan disalurkan bagi korban gempa bumi di Sulbar, daerah tetangga Sulteng.

Salah seorang majelis gereja Ny. Johana sebelum penggalangan dana dilakukan untuk membantu saudara-saudara korban gempa di Sulbar membacakan surat edaran dari Bimas Kristen Protestan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulteng tentang imbauan untuk mengumpulkan dana yang akan disumbangkan kepada korban bencana gempa bumi di Provinsi Sulbar.

Surat edaran tersebut disampaikan kepada semua organisasi gereja yang ada di Kota Palu dan sekitarnya.

Hal senada juga disampaikan Rinse, salah seorang jemaat Gereja Bala Keselamatan (BK) di Kota Palu. Ibu rumah tangga itu juga mengatakan penggalangan dana untuk korban gempa di Sulbar juga dilakukan di gerejanya.

Kepala Bimas Kristen Protestan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulteng, Kaleb Toki'i membenarkan adanya surat edaran untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana gempa bumi di Sulteng.

Dalam surat edaran tersebut, setiap gereja diimbau untuk mengumpulkan kolekte ekstra saat ibadah dan selanjutnya akan ditampung di salah satu gereja untuk disalurkan kepada korban gempa bumi di Sulbar.

Bagaimanapun, apa yang dialami pemerintah dan masyarakat Sulbar merupakan beban bersama sebagai anak bangsa.

Apalagi, Sulbar merupakan daerah tetangga Sulteng. Masyarakat provinsi Sulteng sangat dekat dengan Sulbar dan merasa wajib untuk bersama-sama membantu mereka baik lewat doa dan dana.*

Baca juga: Anggota DPR serukan warga jangan tinggalkan Mamuju

Baca juga: UNM kirim relawan dan bantuan ke Sulbar
Penggalangan dana untuk korban gempa Sulbar. (Antara/Anas Masa)

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021