Jakarta (ANTARA) - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menyatakan siap memberikan dukungan dari aspek teknis untuk penyelenggaraan Anugrah Sasta Rancage yang akan digelar secara virtual pada 31 Januari 2021.

Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, menyatakan segala bentuk kegiatan dalam rangka mendukung kebudayaan di Indonesia harus tetap dilakukan agar dapat terus berjalan di tengah situasi Pandemi saat ini.

"Bahwa demikian penting sastra dan bahasa daerah yang kita miliki. Maka PANDI berkomitmen untuk mendukung acara ini dan siap memfasilitasi dari aspek teknis. Jika melihat potensinya, maka sudah saatnya bahasa daerah dicantumkan pada ISO 3611 agar mempermudah PANDI dalam melakukan proses digitalisasi aksara nusantara yang saat ini sedang kami upayakan," kata Yudho.

Baca juga: PANDI dan pegiat bahasa Sunda kampanyekan pelestarian bahasa daerah

Baca juga: Upaya daftarkan aksara Jawa jadi nama domain belum berhasil


Anugrah Sastra Rancage 2021 akan dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom dan YouTube dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-33 kalinya.

"Ada tujuh bahasa daerah yang hingga saat ini diberi Hadiah Sastra Rancagé, yaitu Batak, Lampung, Sunda, Jawa, Bali, Madura, dan Banjar. Khusus untuk buku dalam Bahasa Sunda, Jawa, dan Bali, penganugerahan Hadiah Sastra Rancage tidak pernah terputus,” kata Ketua Dewan Pengurus Yayasan Kebudayaan Rancage, Titi Surti Nastiti, dalam pernyataan persnya, dikutip Senin.

Menurut Titi, menjaga kesinambungan pemberian Hadiah Sastra Rancagé bukan perkara mudah. Buktinya, di Indonesia belum ada lembaga yang mampu menyelenggarakan pemberian hadiah sastra lebih dari seperempat abad tanpa terputus.

Konsistensi penghargaan Sastra Rancagé di antaranya berkat komitmen Ajip Rosidi--pendiri Yayasan Kebudayaan Rancage--yang tak sungkan mengeluarkan uang pribadi demi kemajuan kebudayaan daerah.

"Sepeninggal Bapak (Ajip Rosidi) pada 29 Juli 2020, banyak yang bertanya apakah Hadiah Sastra Rancagé akan dihentikan? Kami jawab tidak, karena kegiatan ini merupakan salah satu wasiat almarhum. Hadiah Sastra Rancagé akan terus diberikan kecuali tidak ada lagi buku sastra daerah yang terbit. Karena itu, kami sangat berterima kasih kepada PANDI yang telah memfasilitasi kegiatan ini, sehingga masih bisa terselenggara secara online di tahun ini,” sambung Titi.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage, Erry Riyana Hardjapamekas, mengharapkan dukungan pemerintah berkaitan dengan kegiatan Rancage. Dukungan pemerintah juga bisa diberikan dengan membuat legislasi guna memperkokoh fungsi bahasa daerah dengan menjadikannya sebagai bahasa ibu serta salah satu bahasa pengantar di PAUD, TK, dan SD/MI.

Hingga tahun ini, Yayasan Kebudayaan Rancagé sudah mengumumkan 122 judul buku sastra daerah terbaik peraih Hadiah Sastera “Rancagé”. Selain itu, “Rancagé” juga memberikan Hadiah Samsudi untuk buku cerita anak-anak, khusus dalam bahasa Sunda.

Anugerah Sastra Rancagé tahun ini akan dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, selain para juri, penerbit buku, serta pengarang dan pegiat sastra daerah dari seluruh wilayah di Indonesia.

Baca juga: Andrea Hirata nominee penulis sastra terbaik Jerman

Baca juga: Upaya PANDI lestarikan aksara nusantara melalui digitalisasi

Baca juga: Lomba website PANDI berlanjut ke aksara Lontara

Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021