Kami juga ingin mendorong konservasi energi sebagai bagian dari komitmen kami untuk meminimalkan dampak lingkungan
Jakarta (ANTARA) - Emiten energi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mendorong penambangan yang lebih ramah lingkungan melalui penerapan smart microgrid, yang memanfaatkan tenaga surya untuk membantu mengurangi emisi karbon sekaligus mengurangi biaya operasional.

ITMG menggandeng PT ABB Power Grids Indonesia untuk menerapkan microgrid pertama di Indonesia yang memastikan pasokan listrik berkelanjutan untuk operasi penambangan off-grid di fasilitas perseroan yang disebut Indominco Mandiri (IMM) di Bontang, Kalimantan Timur.

"Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, kami juga ingin mendorong konservasi energi sebagai bagian dari komitmen kami untuk meminimalkan dampak lingkungan dan membawa kehidupan yang baik di daerah tempat kami beroperasi dan juga masyarakat sekitar kami," kata Presiden Direktur ITMG Mulianto melalui keterangan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kementerian ESDM targetkan bangun 25 sistem "smart grid" hingga 2024

IMM memiliki operasi penambangan berskala besar di Bontang, Kalimantan Timur, dengan lebih dari 600 karyawan dan menghasilkan sekitar 12,5 metrik ton (MT) batubara setiap tahun.

Proyek smart grid telah berhasil mengintegrasikan pembangkit tenaga surya ke dalam jaringan listrik milik IMM, menstabilkan dan meningkatkan efisiensi energi dengan portofolio solusi grid edge, e-meshTM, termasuk sistem penyimpanan energi atau energy storage berbasis baterai litium, PowerStoreTM (BESS), dan sistem kontrol untuk otomasi jaringan.

Sistem tersebut diproyeksikan menghasilkan 230 MWh energi dari PV surya setiap tahun, sehingga dapat mengurangi emis CO2 sebesar 192 ton.

"Kami sangat senang melihatnya beroperasi sepenuhnya pada tahun 2020, dan jika ini mencapai kinerja yang diharapkan, kami berharap dapat mereplikasi proyek tersebut di lokasi kami yang lain," ujar Mulianto.

Untuk industri padat energi seperti pertambangan, penurunan biaya untuk pembangkit dan penyimpanan daya dengan energi terbarukan merupakan pilihan yang menarik, tetapi suplai daya yang stabil dan andal juga sangat penting untuk keberlanjutan operasi.

Solusi smart microgrid seperti ini mampu memenuhi dua tujuan utama tersebut, sehingga membuka potensi untuk mengurangi biaya pembangkitan, meningkatkan kualitas suplai daya, dengan tidak mengabaikan pentingnya faktor lingkungan, katanya.

Managing Director Grid Automation Hitachi ABB Power Grids Massimo Danieli mengatakan lokasi terpencil seperti Bontang, Kalimantan Timur, kaya akan sumber energi terbarukan, tetapi lokasi yang berjauhan membuat integrasi ke jaringan listrik menjadi sebuah tantangan.

"Proyek ini menunjukkan bagaimana keberhasilan integrasi pembangkit tenaga surya dengan PowerStoreTM Battery secara signifikan mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon untuk mendorong efisiensi energi dan pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar Danielli.

Baca juga: Kementerian ESDM sempurnakan kebijakan minerba, jadi lebih adaptif
Baca juga: Erick: "Smart grid" PLN jadi kunci subsidi tepat sasaran

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021