Batam (ANTARA News) - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia-Batam bersama kelompok mahasiswa lain membakar bendera Israel dalam aksi unjuk rasa, Selasa, menentang serangan Israel terhadap kapal pembawa bantuan untuk warga Palestina di Gaza.

"Pembakaran bendera sebagai lambang rasa marah kami kepada Israel," kata koordinator lapangan Kammi Armat Juang.

Pembakaran bendera dilakukan dalam rangkaian teatrikal mahasiswa yang menggambarkan kapal pembawa bahan bantuan yang kemudian diserang tentara Israel.

Selain aksi membakar bendera Israel, mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI, BEM Fakultas Teknik Universits Maritim Raja Ali Haji, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan lainnya, juga mengumpulkan sumbangan untuk masyarakat Palestina.

Para mahasiswa mengecam tindakan tentara Israel yang menyerang kapal pembawa relawan dan bantuan kemanusiaan, yang mahasiswa sebut sebagai "armada kebebasan".

Menurut Armad, seharusnya Israel menghargai "Armada kebebasan", karena kapal itu tidak membawa amunisi dan tidak berencana untuk perang.

Prihatinkan PBB

Para mahasiswa juga mengatakan merasa prihatin atas langkah negara-negara Arab dan Perserikatan Bangsa-bangsa yang tidak melakukan tindakan kongkret.

"Selama ini negara-negara Arab dan PBB tidak melakukan apa-apa, sampai kapal relawan yang terkumpul dari 50 negara berangkat ke Palestina," kata dia.

Pemerintah Indonesia, kata dia, harus bertindak konkret, terlebih ada 12 warga negara Indonesia yang berada dalam kapal itu.

Kapal Mavi Mara pembawa sekitar 750 aktivis dan relawan yang terkumpul 50 negara diserang tentara Israel di Laut Mediterania, dalam perjalanan menuju Gaza

Dari seluruh aktivis, 12 di antaranya adalah WNI.

Armada itu juga membawa lebih dari 100 ribu ton bantuan medis bahan bangunan dan 100 rumah siap huni untuk membantu puluhan ribu warga Palestina.

Tentara Israel menyerang kapal relawan itu dengan alasan diserang lebih dulu.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010