Sungailiat, Bangka (ANTARA News) - Kehidupan hewan penyu di perairan Pantai Sungailait, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, terancam punah akibat aktivitas penambangan biji timah ilegal.

"Kehidupan penyu terancam akibat aktivitas penambangan timah ilegal, sementara penakaran yang kami lakukan sebanyak 3.000 ekor," kata penakar Penyu, Sie Sugiarto, di Sungailiat, Senin.

Namun, kata dia, sekitar 5 persennya terancam kelestariannya akibat aktivitas penambangan biji timah ilegal di perairan pantai tersebut.

"Kami sangat menyayangkan penambangan biji timah yang tidak memperdulikan kelestarian di sekitarnya," katanya.

Ia mengatakan dirinya sudah mengirim surat kepada pemerintah daerah setempat, termasuk bersurat kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono terkait dengan penambangan biji timah ilegal yang telah merusak kelestarian laut.

"Kegiatan penakaran Penyu yang saya lakukan sebagai bentuk rasa tanggung jawab untuk melestarikan hewan yang dilindungi negara," katanya.

Ia mengatakan dalam kegiatan sosial ini permodalan ditanggungnya sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.

"Saya mengajak kepada semua lapisan masyarakat untuk sama-sama peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan berbagai bentuk yang bisa dilakukan," ujarnya.

Khusus kepada pelaku penambangan biji timah di perairan pantai, Sie meminta mereka memedulikan kondisi lingkungan, jangan merusak lingkungan karena hanya untuk kepentingan pribadi.

"Kalau kondisi lingkungan dan isinya sudah rusak atau punah, lantas apa yang bisa kita wariskan kepada generasi yang akan datang," katanya. (*)

KR-KMN/D007

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010