Kupang (ANTARA) - Warga di Desa Nelelamadike, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur menemukan jasad dari Kornelis Ama Mukin (44) yang merupakan korban banjir bandang dan longsor di desa tersebut akibat badai Siklon Seroja pada 4 April lalu.

Bupati Flores Timur Anthon Hadjon kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Jumat mengatakan bahwa dengan ditemukan jasad Kornelis maka total korban yang ditemukan meninggal mencapai 73 orang dari total 74 orang yang dinyatakan hilang.

"Jasadnya ditemukan pada Kamis (3/6) oleh warga di salah satu lahan bekas longsor dan banjir bandang yang sudah mengering," katanya.

Anthon menjelaskan bahwa jasad Kornelis ini ditemukan ketika dilakukan pembersihan lokasi sekitar Bukit Belile menggunakan alat berat.

Saat ditemukan kondisi jasad mengalami luka lecet pada bagian kepala serta kehilangan kedua kakinya.  Kaki yang terpisah dari badan, kemudian diketemukan sekitar satu meter dari lokasi penemuan jasad itu.

Anthon menambahkan berdasarkan informasi dari keluarga dan kepala desa setempat pada Jumat (4/6) pagi ini, korban banjir bandang dan longsor itu akan dimakamkan oleh keluarganya.

Baca juga: Wagub NTT: Korban meninggal akibat Siklon Tropis Seroja capai 181 jiwa

Dengan penemuan korban bencana Seroja itu maka, mematahkan informasi sebelumnya yang menyatakan bahwa seluruh korban yang hilang dari Desa Nelelamadike sudah ditemukan.

"Jadi memang beberapa waktu lalu kami sempat keluarkan pernyataan bahwa 56 warga di Nelelamadika yang hilang sudah ditemukan semua. Karena pada saat itu kami temukan potongan-potongan jasad sehingga kami simpulkan dua orang, tetapi dengan penemuan jasad Kornelis maka mematahkan pernyataan sebelumnya," tambah dia.

Saat ini ujar dia tersisa satu korban banjir bandang di Flores Timur yang belum ditemukan yakni di Desa Oyangbara, Kecamatan Wotan Ulumado.

Baca juga: Presiden singgah sekitar sejam di lokasi bencana Desa Nelelamadike NTT
Baca juga: Akibat longsor, 1.105 penduduk Ile Boleng kehilangan tempat tinggal

 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021