sampah di Mataram saat ini sekitar 400 ton per harinya
Mataram (ANTARA) - Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu dari 10 kota di Indonesia terpilih sebagai percontohan lokasi uji coba pengolahan sampah menjadi biogas yang akan oleh United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC).

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Rabu mengatakan, Mataram terpilih menjadi salah satu lokasi uji coba karena karakteristik sampah kota adalah sampah rumah tangga.

"Karena itu, pekan lalu sudah melakukan penandatangan komitmen kepala daerah untuk menangani isu-isu lingkungan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan daerah sampai ke langkah tindakan dalam rangka penanganan isu lingkungan," katanya.

menurut dia, Kota Mataram dianggap cukup layak untuk lokasi pengolahan sampah yang memadai sehingga UCLG ASPAC yang sudah melaksanakan program tersebut di Kota Malang dan Jambi, tertarik berinvetasi di Mataram.

"Jadi mereka nanti akan mereplikasi program itu di Kota Mataram," katanya.

Baca juga: Anies resmikan gerakan Jakarta Sadar Sampah di Hari Lingkungan Hidup
Baca juga: Sembilan tempat pembuangan sampah di Surabaya sudah wujudkan konsep 3R


Sementara terkait dengan persiapan lahan, lanjut Martawang, Kota Mataram telah menyiapkan lahan sekitar dua hektare di Kebon Talo, Kecamatan Ampenan.

Areal yang disiapkan itu, bisa menjadi kesatuan dengan rencana relokasi Pasar Kebon Roek sehingga sampah pasar juga bisa diolah langsung menjadi biogas dan barang ekonomis lainnya.

"Selain itu, kita akan menyiapkan sampah yang dibutuhkan dengan volume sampah di Mataram saat ini sekitar 400 ton per harinya. Jumlah itu sesuai dengan kebutuhan sampah yang direncanakan UCLG ASPAC," katanya.

Baca juga: Pemkot Palangka Raya dorong warga bentuk bank sampah mandiri
Baca juga: Warga Pesanggrahan manfaatkan ulat maggot kurangi sampah organik


Menurutnya, pengolahan sampah menjadi biogas ini sebagai salah satu alternatif penanganan sampah yang selama ini konvensional dengan mengandalkan sistem ambil, angkut dan buang, kini beralih ke teknologi.

"Karena itu, saat ini pihak dari UCLG ASPAC sedang melakukan kajian terkait kebutuhan volume sampah, hasil biogas dan peralatan serta sistem yang akan digunakan mengolah sampah," katanya.

Pasalnya, pengolahan sampah akan dilakukan sesuai dengan jenis sampah baik sampah organik dan anorganik.

"Karena itu, kami harapkan kajian dapat segera dilakukan dan kegiatan pengolahan bisa dimulai pada 31 Agustus 2021, sebagai kado ulang tahun Kota Mataram," katanya.

Baca juga: GOW Mataram gelar pelatihan olah sampah menggunakan maggot
Baca juga: Mataram optimalkan TPS keliling untuk atasi masalah sampah

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021