Kemarin saya sudah datang, tetapi tidak mendapat nomor antre. Hari ini, saya datang lebih awal sehingga saya bisa memperoleh nomor antrean
Kupang (ANTARA) - Waktu telah menunjukkan pukul 13.55 Wita, ribuan orang masih saja terlihat antre di depan pintu gerbang Kantor Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mereka rela berdiri berjam-jam di bawah terik sinar Matahari, menahan lapar dan dahaga, hanya untuk bisa mengikuti vaksinasi COVID-19.

Mereka yang antre di siang hari itu, sebagian di antaranya sudah berada di lokasi vaksinasi sejak pukul 03.00 Wita, untuk mengambil nomor antrean.

Walaupun mereka harus antre sejak dini hari, sebagian besar di antaranya baru bisa mendapat giliran vaksinasi pada sore hari, bahkan menjelang Maghrib.

Seorang warga setempat, Wilfidrus Haumeni, bertutur tentang kedatangannya di tempat vaksinasi itu pada pukul 04.15 Wita dengan mendapatkan nomor antrean 215. 

Banyak warga lainnya yang datang sekitar pukul 07.00 Wita, tetapi kemudian pulang karena sudah tidak bisa mendapatkan nomor antrean.

Pada hari sebelumnya, dirinya tiba di lokasi vaksinasi sekitar pukul 06.45 Wita, tetapi terpaksa kembali ke rumah karena nomor antrean yang disiapkan panitia untuk hari itu sudah habis.

"Sebelumnya saya ke Rumah Sakit Wira Sakti Kupang, tetapi tidak mendapat nomor antrean. Hari kedua saya ke Kejaksaan Tinggi NTT tapi juga tidak mendapat nomor antrean. Di hari ketiga ini baru saya mendapat nomor antrean untuk bisa menerima vaksin tahap satu," kata dia.

Baca juga: Gubernur DIY gencarkan vaksinasi dan optimalkan pemanfaatan selter

Seorang perempuan berusia 49 tahun, Florentina Bara, mengatakan sudah siap untuk antre berjam-jam di lokasi agar bisa memperoleh vaksinasi.

Dia mengatakan telah menyiapkan bekal makan dan minum dari rumah untuk menunggu giliran memperoleh vaksinasi yang digelar Korem 161/Wira Sakti Kupang di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang.

"Para tetangga sudah menyampaikan bahwa di tempat vaksin, kita bisa mengantre hingga petang hari, sehingga saya sudah menyiapkan bekal makan dan minum sambil menunggu giliran," katanya.
Ratusan warga berusaha menerobos pagar Poltekkes Kupang untuk mendapatkan nomor antrean agar bisa memperoleh vaksinasi di Kota Kupang, pekan lalu. (ANTARA/Bernadus Tokan)


Ibu tiga anak ini mengaku, baru mendapat nomor antrean di hari kedua setelah pada hari sebelumnya tidak mendapat nomor antre untuk menerima vaksin.

"Kemarin saya sudah datang, tetapi tidak mendapat nomor antre. Hari ini, saya datang lebih awal sehingga saya bisa memperoleh nomor antrean 513," katanya.

Situasi yang sama dialami sejumlah warga setempat lainnya, seperti Petrus Uhe Hurint, Kristianus Fallo, Arnoldus Aditya, dan Yohana Niga.

Harap bisa dimaklumi, di setiap lokasi vaksinasi di Kota Kupang, para petugas membatasi warga yang akan menerima vaksin setiap harinya.

Baca juga: Gerakan Vaksinasi Merdeka digelar 1-17 Agustus 2021

Ada yang hanya menerima vaksinasi untuk 200 orang dan ada juga yang menerima vaksinasi hingga 750 orang per hari, tergantung jumlah petugas.

Komandan Detasemen Kesehatan 04-09-01/Kupang Letkol Ckm dr. Agus Saptiady, Sp mengatakan setiap hari rata-rata hanya melayani vaksinasi bagi 200-250 orang.

Pembatasan pelayanan vaksinasi ini untuk memberikan kesempatan kepada para petugas beristirahat, sekaligus mengirim data-data mereka yang menerima vaksin pada hari itu.

"Pembatasan pemberian vaksinasi ini untuk memberikan kesempatan kepada petugas kesehatan melakukan validasi laporan harian vaksinasi dan juga ada waktu untuk beristirahat," katanya.

Dukungan

Dia menambahkan perlu dukungan tenaga kesehatan (nakes) dari Dinas Kesehatan untuk membantu TNI dalam melayani "serbuan" warga yang ingin mengikuti vaksinasi.

"Melihat animo masyarakat yang sangat tinggi untuk menerima vaksinasi, maka kami akan koordinasi dengan nakes dari Dinkes setempat, agar dapat membantu memberikan pelayanan vaksin kepada masyarakat, sehingga lebih banyak lagi warga masyarakat yang bisa terlayani vaksin," kata dia.

Pihaknya ingin memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang ingin menerima vaksin melalui program "Serbuan Vaksinasi" yang diprakarsai Kodam IX/Udayana,

Namun, keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di RST Wira Sakti Kupang yang melayani vaksinasi membuat jumlah masyarakat yang bisa dilayani dalam program itu masih belum relatif banyak.

 
Komadan Detasemen Kesehatan 04-09-01/Kupang Letkol Ckm dr. Agus Saptiady,Sp (kiri) sedang menyaksikan vaksinasi di RS Wira Sakti Kupang, pekan lalu. (ANTARA/Bernadus Tokan)


"Saya dan teman-teman pasti ingin memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, tetapi kami juga ada keterbatasan dalam jumlah tenaga kesehatan RST Wira Sakti Kupang, yang melayani kegiatan vaksinasi sehingga jumlah masyarakat yg kami layani masih belum banyak," katanya.

Dalam hubungan dengan itu, pihaknya akan membangun koordinasi dengan nakes dari Dinkes setempat, agar dapat membantu memberikan pelayanan vaksinasi kepada masyarakat, sehingga lebih banyak lagi warga yang bisa terlayani vaksinasinya.

Baca juga: Jabar jadikan sekolah- pesantren jadi sentra vaksinasi COVID-19

Ketua Komisi V DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur Yunus Takandewa mengharapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, baik provinsi maupun kabupaten/kota, segera mengatura tata laksana vaksinasi secara lebih profesional.

Selain itu, otoritas pencegahan COVID-19 juga harus memastikan "buffer stock" vaksin di semua kabupaten/kota agar pelayanan vaksinasi dilakukan secara simultan dan merata ke seluruh wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Memperhatikan atensi publik dan pola pelayanan vaksin saat ini, maka diharapkan agar Gugus Tugas Pencegahan COVID-19 baik provinsi maupun kabupaten dan kota segera menata tata laksana vaksinasi secara lebih profesional. Vaksinasi harus lebih terarah dengan penentuan tempat vaksin yang memadai guna mencegah kegaduhan dan kerumunan," katanya.

Informasi tempat-tempat vaksinasi juga penting disampaikan secara lengkap dengan jadwal pelayanan yang lebih detail agar tidak menimbulkan antrean yang berdampak pada timbulnya klaster baru.

Penanganan COVID-19 saat ini bukan saja pada upaya pencegahan dan perawatan bagi mereka yang sudah terpapar, tetapi juga dalam upaya memberikan pelayanan vaksinasi secara merata dan adil, termasuk menangkal berbagai informasi yang merugikan masyarakat.

Semua pihak harus bergandengan tangan mencegah disinformasi dan hoaks yang sering menimbulkan ketidakpastian, baik tentang penanganan COVID-19 secara umum maupun tentang pelayanan vaksin.

Penjelasan komprehensif terhadap manfaat vaksin bagi terbentuknya sistem kekebalan komunal sebagai hal yang dibutuhkan.

Di sini, semua orang perlu berperan secara aktif dan memberikan andil yang terbaik agar masyarakat benar-benar diberikan pelayanan secara optimal dalam vaksinasi guna menekan penularan COVID-19.

Baca juga: 97 persen pasien COVID-19 di Situbondo meninggal karena belum divaksin
Baca juga: Poltekkes Kupang tambah 15 vaksinator dukung percepatan vaksinasi
Baca juga: Kapolda NTT akan tutup pelaksanaan vaksinasi yang timbulkan kerumunan

 

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021