Yogyakarta (ANTARA News) - Gunung Merapi yang telah mengeluarkan awan panas selama hampir satu setengah jam pada Selasa (26/10) masih menjadi ancaman karena belum terbentuk kubah lava baru yang artinya magma di Merapi belum keluar.

"Hingga saat ini, lava belum keluar dan kubah lava baru juga belum terbentuk, sehingga status Merapi masih terus awas," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, sifat letusan Gunung Merapi pada 2010 ini cukup berbeda dengan karakteristik letusan gunung tersebut pada biasanya, begitu pula dengan awan panas yang dimuntahkan oleh Merapi memiliki sifat "direct blast" atau menyembur terus menerus dengan arah mendatar.

Perbedaan sifat letusan Merapi juga terletak pada material yang menyembur dari Merapi, yaitu hanya berupa pasir dan debu tanpa ada material berat seperti batu.

Jenis material yang dimuntahkan Merapi tersebut mengindikasikan bahwa material vulkanik yang berada di puncak Gunung Merapi belum ikut runtuh dalam letusan tersebut sehingga BPPTK akan terus melakukan pemantauan terhadap pembentukan kubah lava tersebut.

"Kami akan terus memantau, kubah lava akan berada di posisi mana. Karena apabila berada di posisi kubah lava 1911, maka akan mudah runtuh karena kubah lava tersebut telah berusia tua," katanya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan bahwa tumpukan material vulkanik yang membentuk kubah lava tersebut memiliki volume sekitar 7,5 juta meter kubik.

Surono juga merekomendasikan agar seluruh warga masyarakat tetap berada di pengungsian karena status Gunung Merapi masih ditetapkan "awas".
(E013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010