Jakarta (ANTARA) - Komisi IX DPR RI segera mengevaluasi uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) yang telah bergulir di beberapa wilayah termasuk DKI Jakarta pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Evaluasi akan dilakukan dari segi fasilitas kesehatan dan penerapan protokol kesehatan selama PTM berlangsung pada masa PPKM Level 3.

Baca juga: Sekolah pastikan semua siswa yang ikut PTM dalam keadaan sehat

"Mungkin dibutuhkan beberapa hari ke depan baru kita bisa lihat lagi bagaimana penerapan prokesnya efektif atau tidak," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris saat ditemui di gerai vaksin Sekolah Islam Terpadu Citra Az Zahra, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa.

Menurut Charles, sulit untuk mengevaluasi PTM yang baru berjalan selama satu hari lantaran pihaknya belum melihat signifikansi pelanggaran yang terjadi di sekolah.

Yang pasti, lanjut Charles, PTM harus diiringi dengan vaksinasi massal terhadap siswa dan guru agar kegiatan di dalam kelas bisa berjalan dengan lancar.

Dia pun mencontoh wilayah DKI Jakarta yang dinilai capaian vaksin untuk warga terkhusus murid dan guru sudah maksimal.

"Kembali berbicara wilayah, kalau di Jakarta capaian vaksin sudah lumayan tinggi maka saya rasa boleh dilakukan PTM," tutur Charles.

Baca juga: DKI Jakarta kemarin, dari pesan soal PTM hingga kebakaran Kemayoran

"Kalau kita berbicara wilayah lain misalkan provinsi Lampung, yang vaksin masih dibawah 30 persen. Wilayah seperti itu percepatan vaksinasi harus dilaksanakan," tambah dia.

Sebelumnya, Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah mengatakan PTM dilaksanakan bergantian dengan pembelajaran jarak jauh (daring) dengan sistem pada Senin, Rabu, dan Jumat dilaksanakan pembelajaran di sekolah, sedangkan Selasa dan Kamis untuk dilaksanakan disinfeksi.

"Maksimal kapasitasnya per kelas adalah 50 persen, kemudian durasi belajar maksimal sampai jam 12 siang," ucap Taga dalam sambungan telepon.

Kemudian, Taga menyebutkan bahwa pihak dinas juga mewajibkan agar siswa yang belajar di sekolah dengan cara tatap muka untuk sudah divaksin COVID-19 dan persetujuan dari orang tua peserta didik.

"Jadi jika siswa sudah divaksin tapi orang tuanya ragu tidak masalah tetap mengedepankan keselamatan. Sebaliknya, siswa belum vaksin tapi orang tuanya mau, ya tidak bisa," ucap Taga.

Untuk tingkat vaksinasi, Taga menuturkan saat ini peserta didik DKI Jakarta yang berusia 12-17 tahun sebanyak 716.739 peserta, sebanyak 92,5 persennya atau 659.684 siswa telah divaksin, sementara 50.836 atau 7,15 persen belum mendapatkan suntikan vaksin.

"Artinya usia sekolah kelas 5 dan 6 SD, lalu SMP, SMA, SMK," katanya.

Sementara, tambah Taga, untuk vaksinasi terhadap guru dan staf sekolah dianggap sudah tuntas karena mayoritas yang belum divaksin adalah mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Baca juga: 65 sekolah di Jakarta Utara laksanakan PTM terbatas mulai Senin besok

Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021