Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat menyiagakan 95 unit pompa dan melakukan pengerukan aliran sungai guna mengantisipasi banjir akibat tingginya curah hujan pada beberapa hari terakhir.

Kasi Pengelolaan Sarana Pengendali Banjir, Air Bersih dan Pompa SDA Jakarta Pusat, Yusuf Saud menyebutkan, ada 95 unit pompa permanen (stationer) dan 15 unit pompa bergerak (mobile) yang disiagakan di 21 titik.

"Untuk kapasitasnya beragam ada dari 250 'liter per second' (lps), sampai 6.700 lps. Semua dalam kondisi baik," kata Yusuf saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Yusuf menjelaskan, pompa permanen disiapkan untuk mengantisipasi wilayah rawan genangan, antara lain Waduk Melati, Gunung Sahari dan Thamrin.

Selain itu, Sudin SDA Jakarta Pusat juga melakukan pengerukan endapan lumpur di delapan aliran kali atau sungai.

Lokasi pengerukan antara lain berada di Kanal Banjir Barat (KBB) Segmen Jalan Kyai Tapa hingga Stasiun Tanah Abang dan Pintu Air Karet hingga KS Tubun. Selanjutnya dua lokasi di Kali Sentiong Kemayoran dari Galur dan Paseban hingga Kramat Sentiong.

Baca juga: Antisipasi banjir, petugas Sudin SDA Jaksel disiagakan 24 jam
Baca juga: 150 petugas dikerahkan untuk "gerebek lumpur"


Kemudian, pengerukan dilakukan di Kali Ciliwung dari Kwitang hingga Pegangsaan, Anak Kali Ciliwung dari Masjid Istiqlal hingga Samanhudi. Selanjutnya di Jalan Raya Mangga Besar hingga putaran balik sebelum SPBU Mangga Besar serta Kali Utan Kayu dari Jalan Suprapto hingga Honda.

"Kedalaman sungai yang dikeruk dengan alat berat sekitar satu hingga dua meter. Endapan lumpur yang dikeruk dari delapan kali dibawa ke PLTU Ancol, Jakarta Utara," kata Kasi Pemeliharaan Sudin SDA Jakarta Pusat Achmad Daeroby.

Endapan lumpur dikeruk menggunakan sejumlah alat berat dari UPT Alkal Dinas SDA DKI Jakarta. Jumlah volume lumpur yang berhasil di angkut dari dalam sungai hingga saat ini berjumlah 76.500 meter kubik.

Pihaknya menargetkan sebanyak 14 aliran sungai atau kali di Jakarta Pusat dikeruk hingga akhir 2021. Beberapa lokasi sudah dikeruk sejak tahun lalu disebabkan panjangnya sungai seperti KBB dan Sentiong.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021