Tanjung Selor (ANTARA) - Warga Bulungan Kalimantan Utara berduka karena salah satu ulama kharismatik di Benuanta itu, yakni Habib H. Sayid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Idrus Bilfaqih, LC tutup usia tadi pagi, Jumat.

"Almarhum merupakan pendakwah sekaligus tokoh masyarakat berpengaruh di Bulungan dan Kaltara," kata salah seorang tokoh masyarakat Bulungan H. Pandi di Tanjung Selor, Jumat.

Selain aktif di dunia pendidikan, semasa hidupnya masih aktif sebagai Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Kalimantan Utara.

Kesan paling kuat terhadap mantan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kaltara yang juga akrab dipanggil Ustadz Muhammad itu, kata H. Pandi, yakni saat berceramah secara halus kepada orang tua dan kaum ibu-ibu, namun akan keras kepada anak muda agar mengamalkan "amar ma'ruf nahi munkar".

Baca juga: Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto meninggal dunia

Baca juga: Tokoh ulama Banten Abuya Uci meninggal dunia


"Selaku warga Bulungan, sangat merasa kehilangan dan sangat merindukan petuah-petuah almarhum. Apalagi pada saat Bulan Puasa karena, almarhum sering hadir pada malam-malam Ramadhan," katanya.

"Semoga ada lagi tokoh lain yang menggantikan syiar Islam dan Insyaa Allah beliau husnul khatimah, Aamiin ya Rabbal alamin," kata Haji Pandi, Sekwan di DPRD Kaltara.

Hal senada dikatakan warga Bulungan lain, yakni Ismail B yang mengaku sering berdialog dengan Habib Muhammad.

"Selain dikenal sebagai ulama dan dai, beliau juga berjasa dalam memajukan pendidikan di Bulungan," katanya.

Semasa hidupnya berjasa dalam mengembangkan dunia pendidikan melalui program Islam Terpadu (IT).

Melalui sebuah yayasan, Ustadz Muhammad Bilfagih telah membangun dua sekolah, yakni Taman Kanak-Kanan Islam Terpadu (TK-IT) dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD-IT) Nurul Hikmah.

Habib Muhammad Bilfaqih adalah lulusan salah satu universitas di Arab Saudi dan berencana membangun sekolah SMP-IT yang saat ini sudah tahap pembangunan gedung.

"Beliau pejuang mualaf. Kita tahu bagaimana perjuangan almarhum semasa hidupnya dalam syiar Islam luar biasa, dengan mengorbankan waktu tenaga hingga materi," kata Ismail, Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara.

Warga lain, Hj Ida Parlina juga mengaku sangat kehilangan sosok yang akrab juga dipanggil "Ustadz Jangkung" (karena memiliki tubuh tinggi), apalagi selama ini rutin mendengar tausyiah Habib Muhamnad usai subuh.

Menurut orangtua murid yang pernah menitipkan anaknya di TK-IT dan SD-IT Nurul Hikmah itu, dia sangat berbangga dengan keberadaan sekolah yang bisa memadukan pelajaran umum dan agama yang dirintis Ustadz Muhammad.

"Sekolah seperti ini sudah lama dinantikan masyarakat Tanjung Palas. Sebagai orangtua kita tentu mendambakan lembaga terbaik untuk pendidikan," kata Hj. Intan Rokhimah yang mempercayai pendidikan anaknya di TK IT dan SD IT Nurul Hikmah.

Dilaporkan Habib Muhammad Bilfaqih sempat mendapat perawatan selama tiga hari di RSU Tanjung Selor dan sekira 09.00 Wita tadi pagi menghembuskan nafas terakhir dalam usia sekitar 75 tahun.

Rumah duka di Jalan Sultan Muhammad Kasimuddin Tanjung Palas, dan dimakamkan ba'da Jumat.

Beberapa tokoh melalui akun resminya ikut berduka atas kepergian Muhammad Bilfaqih, di antaranya anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Kaltara Hasan Basri.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Atas nama Pribadi, Keluarga dan Pimpinan PURT DPD RI, Turut berdua cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhum diampuni segala dosa dan kesalahan serta diterima segala amal ibadahnya oleh Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan dan kekuatan iman lahir batin. Amin yra...," tulis Hasan dengan mencantumkan foto almarhum.*

Baca juga: Obituari - Yunahar Ilyas sang ulama oase ilmu tinggalkan umat

Baca juga: Menag: Hari-hari terakhir Mbah Moen bahas keutuhan bangsa

Pewarta: Redaksi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021