Jakarta (ANTARA) - Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan implementasi standar kode QR Nasional QRIS telah mencapai 10,45 juta dari target 12 juta merchant hingga akhir 2021.

“Posisi 17 September sudah 10,4 juta merchant dan 96 persennya usaha mikro dan kecil. Jadi QRIS sudah dinikmati berbagai segmen dari pedagang kaki lima, toko terkemuka di mall hingga tempat ibadah,” kata Filianingsih dalam Webinar Implementasi Transaski Pembayaran Digital melalui QRIS bagi UMKM, Jumat.

Filianingsih yang juga Asisten Gubernur Bank Indonesia menyampaikan merchant pengguna QRIS tersebar di 34 provinsi di Indonesia, 480 kabupaten/kota dan 66 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang terdiri dari 38 bank, 24 non-bank dan 4 switching.

Bank Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan dari perkembangan merchant QRIS. Pada triwulan I 2020 saat QRIS pertama kali dikenalkan, tercatat 3,08 juta merchant pengguna, kemudian naik menjadi 6,69 juta merchant di triwulan I 2021, lalu menjadi 7,85 juta merchant pada triwulan II 2021.

Baca juga: BNI dan Buku Warung kolaborasi dorong transaksi via QRIS

BI juga menggenjot penggunaan QRIS pada program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Berwisata di Indonesia saja. Fitur QRIS juga terus dikembangkan untuk memperluas akseptasi dan memberikan kemudahan bagi user maupun merchant. Pada 2021 ini, BI mengembangkan fitur QRIS Crossborder atau antarnegara dan fitur QRIS TTS (Transfer, Tarik, dan Setor).

“Tentunya akan membantu UMKM bukan hanya secara offline tapi juga online termasuk nanti e-commerce antar negara serta turis asing yang datang bisa didukung dengan QRIS antar negara,” jelas Filianingsih.

QRIS Crossborder telah dilakukan uji coba di Thailand sejak 17 Agustus 2021 dan akan dikembangkan ke negara lain seperti Singapura, Jepang, Korea dan Arab Saudi. Sedangkan fitur QRIS TTS sedang dilakukan ujicoba dalam sandbox yang dimulai sejak 1 Juli 2021.

Baca juga: Sistem pembayaran digital motor utama digitalisasi UMKM

Filianingsih menegaskan bahwa Bank Indonesia optimistis digitalisasi mampu membawa Indonesia bertransformasi menjadi negara maju dengan pendapatan perkapita tinggi melalui transformasi digital yang didukung oleh sinergi antara regulator dan industri.

“Kami optimistis bisa menjawab tantangan di era kenormalan baru dan memberikan manfaat yang lebih besar. Oleh karena itu kami mengajak pelaku industri untuk bersinergi dan berkomitmen penuh mendukung kebijakan yang ada di Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025,” ujar dia.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021