Temanggung (ANTARA News) - Bus Tri Sakti jurusan Semarang-Yogyakarta terjun ke jurang setinggi 15 meter di Desa Pingit, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Senin malam, diperkirakan belasan korban tewas dan puluhan korban lainnya luka-luka.

Data sementara korban sebanyak 32 orang dirawat beberapa rumah sakit, yakni RSUD Temanggung, RST Magelang, RSJ Magelang, dan RSUD Tidar Magelang.

Proses evakuasi hingga berita ini diturunkan masih berlangsung, puluhan korban masih terjepit dalam bus yang ringsek.

Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, kecelakaan bermula saat bus melaju kencang dari arah Semarang, sampai di turunan dan tikungan di perbatasan Semarang- Temanggung bus berusaha mendahului kendaraan di depannya, dan dari arah Yogyakarta datang truk bermuatan pasir, sehingga bus sempat menyerempet truk tersebut.

Setelah menyerempet truk, bus oleng dan menabrak pembatas jalan di sisi sebelah kiri jalan.

"Saya lihat bus oleng, lalu menabrak pohon perindang jalan dan jatuh ke jurang," kata seorang saksi mata Sodikin (39).

Pohon mahoni yang ditabrak bus tumbang dan menindih badan bus hingga ringsek. Sedikitnya enam pohon tumbang dan sebagian menindih badan bus. Tiga pohon berukuran cukup besar menyulitkan proses evakuasi korban dari dalam bus.

Hingga pukul 22.00 WIB, tercatat sembilan korban dilarikan ke RSUD Tidar Kota Magelang, tujuh korban dilarikan ke RSUD Djojonegoro Temanggung, 12 korban di RST Magelang dan empat korban di RSJ Magelang.

"Ada 10 korban lebih tidak sadar, kemungkinan meninggal, tapi tidak tahu persis karena langsung dibawa mobil ambulan," kata warga yang membantu evakuasi korban, Rohmadi.

Untuk mengevakuasi korban yang terjepit dalam bus, petugas kepolisian dibantu warga sekitar menggunakan geraji mesin untuk memotong batang pohon yang menindih bus. Sementara untuk menarik badan bus, petugas menggunakan empat mobil derek.

Pihak kepolisian belum dapat memberikan keterangan mengenai kejadian kecelakaan ini, karena masih fokus melakukan evakuasi korban. (H018/M008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011