protokol kesehatan harus dijalankan karena virus bisa saja bermutasi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyampaikan pemerintah berencana untuk melaksanakan penyuntikan booster vaksin COVID-19 pada 2022.

"Kemungkinan ada booster di tahun depan, perlu diingat, vaksin hanya salah satu cara menuju endemi," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko PMK, Agus Suprapto dalam diskusi bertema "Kesiapan Perubahan Perilaku Pandemi ke Endemi" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, salah satu faktor pemerintah berencana untuk melakukan penyuntikan booster vaksin COVID-19 yakni adanya kemungkinan penurunan imunitas di masyarakat.

"Orang yang divaksin pada Januari-Februari tahun ini ada kemungkinan imunitasnya menurun pada November-Desember," paparnya.

Maka itu, ia mengharapkan, masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat agar kasus tetap menurun sehingga kegiatan sosial dan ekonomi di masyarakat dapat tetap berjalan dengan aman.

"Masyarakat harus tetap waspada dan protokol kesehatan harus dijalankan karena virus bisa saja bermutasi," ucapnya.

Baca juga: Masyarakat diminta tetap laksanakan prokes agar kasus terkendali
Baca juga: Kemenko PMK sampaikan tiga tahap upaya Indonesia menuju endemi


Ia mengatakan untuk Indonesia menuju ke endemi perlu kerja sama semua pihak, dengan menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan), penguatan 3T (pengujian, pelacakan kontak, dan perawatan), dan melakukan vaksinasi.

"Untuk menuju dari pandemi ke endemi perlu kerja sama semua pihak bagaimana menjaga prokes tetap baik, sadarnya 3T, dan vaksinasi," katanya.

Dalam kesempatan itu, Agus Suprapto juga mengatakan, pemerintah akan tetap memberikan insentif bagi kelompok miskin agar ekonomi di kalangan bawah tetap bergerak.

"Insentif untuk kelompok miskin juga tetap dipertahankan agar ekonomi tetap bertahan," katanya.

Baca juga: Satgas: Gerakan defensif dan ofensif upaya Indonesia menuju endemi
Baca juga: Indef: Program PEN mesti tetap berjalan meski COVID jadi endemi


Sebelumnya, Kementerian Kesehatan meminta Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk meneliti vaksin COVID-19 terbaik yang digunakan untuk booster.

"Pak Menteri minta ITAGI untuk meneliti vaksin yang paling bagus," ujar Pelaksana tugas Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu.

Indonesia tengah merancang prosedur pemberian vaksin COVID-19 booster untuk kelompok rentan selain tenaga kesehatan, seperti penyandang disabilitas dan lanjut usia.

Selain itu, vaksin booster juga akan diprioritaskan untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Pihaknya mengharapkan pemberian vaksin booster dapat dibuka mulai Januari 2022.

Penelitian yang dilakukan terkait pemberian apakah vaksin booster diberikan secara homolog atau heterolog.

"Harus ada basis ilmiah, kita lagi kejar. Mudah-mudahan Desember sudah selesai penelitiannya, sehingga kita ada dasar untuk keputusannya," ujar Maxi.

Baca juga: Indef: Indonesia butuh bantuan negara lain agar COVID-19 jadi endemi
Baca juga: Pakar: Endemi disokong komponen vaksinasi dan prokes
Baca juga: Hadapi endemi, Menkeu: Butuh pelayanan publik yang modern dan inklusif

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021