Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Elvi Hendrani mengatakan peringatan Sumpah Pemuda menjadi momentum untuk bisa memenuhi hak dan perlindungan khusus kepada anak-anak yang berada dalam kondisi memprihatinkan.

"Pada momen penting ini, saya berharap bisa mengingatkan kita semua, seluruh pihak, baik pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, lembaga masyarakat, semua unsur negara agar dapat memberikan pemenuhan hak dan perlindungan khusus kepada anak-anak yang berada dalam kondisi memprihatinkan," kata Elvi Hendrani melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

Selain itu, katanya, pada kesempatan ini juga memberikan peluang bagi anak-anak untuk menyampaikan aspirasinya dan memberikan peran dalam perlindungan anak secara aktif guna mencetak generasi muda masa depan bangsa Indonesia yang memiliki pemikiran progresif dan nasionalis.

Baca juga: Menteri: Indeks Perlindungan Anak dan IPHA nasional lampaui target

Elvi menjelaskan pentingnya upaya pemenuhan hak anak sebagai SDM yang akan menjadi generasi penerus bangsa di masa depan.

"Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan sebuah bangsa serta negara. Agar mereka mampu bertanggung jawab dalam pembentukan negara ini ke depannya, mereka harus mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial. Kita mempunyai tugas mewujudkan itu dengan memberikan perlindungan secara optimal terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus bagi mereka," kata dia.

Dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, masih ditemukan permasalahan yang terjadi kepada pemuda-pemudi bangsa. Oleh karenanya, dibutuhkan sinergi seluruh pihak dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Sinergi diharapkan mampu mewujudkan pemenuhan kebutuhan anak untuk dapat tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

Menurut dia, masih banyak masalah yang dihadapi anak-anak Indonesia. Contohnya, anak yang menjadi korban kekerasan fisik, psikis, seksual, eksploitasi, perdagangan orang, penelantaran dan anak-anak yang terdampak pandemi COVID-19.

Baca juga: Menteri PPA ajak kolaborasi untuk lindungi perempuan dan anak

Baca juga: Kak Seto gencarkan perlindungan anak selama pandemi COVID-19


"Dalam mendukung partisipasi aktif anak dalam pembangunan, Kementerian PPPA melalui Forum Anak dari tingkat desa sampai nasional, telah membuktikan mereka mampu memberikan pemikirannya secara aktif dalam pembangunan, mulai dari musyawarah tingkat desa sampai nasional. Semua itu adalah potensi besar bangsa ini. Karena di situlah anak-anak kita mampu didengarkan suaranya, mampu menunjukkan identitasnya untuk membantu pembangunan di negara ini," kata Elvi.

Elvi menekankan sebagai pelopor dan pelapor, anak dapat membantu teman-temannya, menjadi solusi berbagai permasalahan anak, khususnya dari segi pencegahan berbagai hal, misalnya kekerasan di satuan pendidikan.

Anak juga dapat berpartisipasi aktif dalam pengungsian di daerah bencana, bekerja sama dengan para relawan, pelopor isu lingkungan hidup, termasuk untuk memerangi radikalisme mulai dari tingkatan anak.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021