Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat mendorong petani di wilayah tersebut untuk panen lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada Desember, guna mengantisipasi tingginya curah hujan yang menimbulkan banjir sehingga dapat menurunkan kualitas dan produksi padi.
 
"Ini yang kami takutkan. Jangan sampai hujan deras dan terjadi banjir, karena bisa gagal panen," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Pemerintah Kota Jakarta Barat, Iwan Indriyanto, saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Menurut Iwan Indiyanto, di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres ada sawah seluas dua hektar yang jadwal panennya pada Desember mendatang. "Jika terus hujan deras dan banjir maka  produksi dari dua hektar sawah itu dapat menurun. Padahal produksi padi sekitar 5,5 ton per hektar," kata Iwan.

Iwan menuturkan, curah hujan dan cuaca tidak bisa dikendalikan manusia, sehingga pihaknya berupaya mempercepat panen guna mengantisipasi hujan dengan intensitas lebih tinggi pada Desember.

"Polanya adalah panen secara bertahap, tidak sekaligus, untuk meminimalisir potensikerusakan akibat banjir," kata Iwan.

Iwan berharap, upaya tersebut dapat berguna sehingga para petani tetap bisa memanfaatkan hasil panennya untuk kebutuhan ekonomi.'

Baca juga: Beras andalan dari barat Ibu Kota

Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat memastikan petani di wilayahnya akan panen padi dengan kualitas premium di sawah lawas Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (29/9)

Hal tersebut karena para petani sudah diberikan pelatihan dan penyuluhan oleh pemerintah kota terkait cara bercocok tanam dengan baik.

"Dari mulai penanaman kita melakukan pendampingan agar kualitas berasnya premium," kata Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian Sudin KPKP Jakarta Barat, Sri Riana Hanim, saat ditemui di tengah sawah kawasan Joglo, Jakarta Barat.

Pendampingan tersebut dilakukan oleh dua orang dari Sudin KPKP yang bertugas memberikan penyuluhan dan mengendalikan organisme pengangkut tanaman.

Para pendamping itu memberikan penyuluhan terkait cara menghindari hama yang kerap merusak tanaman hingga memberikan pupuk beserta bibit yang berkualitas.

Sawah di Kelurahan Joglo ini panen tiga kali setahun. Jika cuaca mendukung dan hama bisa dihindari, maka sekali panen para petani penggarap bisa menghasilkan 12 ton padi.

Hasil panen tersebut akan dibagi ke pihak swasta yang memiliki lahan. Sisanya dipakai oleh kelompok tani untuk dijual ataupun dikonsumsi sendiri.

Baca juga: BPS DKI perkirakan luas panen padi di Jakarta berkurang 336,11 hektar
Baca juga: Pemkot Jakbar pastikan para petani sudah divaksin

Pewarta: Walda Marison
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021