Jakarta (ANTARA News) - Pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN Perkebunan ditargetkan rampung pada kuartal ketiga tahun ini setelah Peraturan Pemerintah (PP) terkait terbit.

"PP-nya segera ditandatangani sebagai dasar hukum terbentuknya holding," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar disela acara peresmian "Forum Komunikasi Investasi BUMN" di Jakarta, Selasa.

Menurut Mustafa, PP dari Kementerian Keuangan akan ditandatangani pada Juli 2011. Holding Perkebunan akan menyatukan 15 perusahaan meliputi PTPN I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dengan komoditas utama meliputi sawit, teh, karet, tebu, dan kopi.

Menurut catatan dengan terbentuknya holding ini pangsa pasar sektor perkebunan yang dikuasai sekitar 20 persen.

Mustafa menambahkan, pembentukan holding BUMN Perkebunan didasarkan pada hasil kajian menyangkut status perusahaan, dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul, dan memiliki payung hukum.

Manfaat holding diutarakannya secara garis besar dapat mendorong proses peningkatan nilai perusahaan, peningkatan pangsa pasar, memperkuat akses modal dan akses pasar.

Mengenai rencana pembentukan holding BUMN farmasi, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN Pandu Djayanto mengaku pesimistis bisa direalisasikan dalam tahun ini.

"Holding farmasi masih sedang dalam proses penuntasan. Kemungkinan baru bisa terbentuk pada tahun depan (2012)," katanya.

Holding BUMN Farmasi akan menggabungkan PT Indofarma, PT BioFarma dan PT Kimia Farma menjadi satu perusahaan.

Menurutnya, untuk menjadikan BUMN ini dalam satu perusahaan harus melalui kajian mendalam dengan tetap memperhitungkan aspek pemegang saham minoritas dan pemegang saham publik.

"Dua dari tiga perusahaan ini yaitu Kimia Farma dan IndoFarma adalah perusahaan publik, jadi ada syarat-syarat pasar modal yang harus diselesaikan untuk melindungi pemegang saham minoritas," kata Pandu.

(R017/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011